BERITA BANTUL - KH Abdullah Salam Kajen Pati Jawa Tengah. Namanya sangat masyhur pada jamannya. Mbah Dullah, sapaan akrab masyarakat kepadanya. Kalau ngaji rutin tiap Selasa, jamaahnya berjubel, membludak, tak terhitung.
Bagi masyarakat lereng Gunung Muria, nama Mbah Dullah masih sangat akrab. Makamnya terus diziarahi tanpa henti. Selain dikenal ulama ahli Al-Qur'an, Mbah Dullah juga seorang mursyid thariqoh.
Laku hidupnya mengesankan. Tamunya hilir mudik tanpa henti, semua diterima dengan penuh kasih sayang. Mbah Dullah wafat tahun 2001.
Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari teronggosong, KH Yahya Cholil Tsaquf mengisahkan sosok Mbah Dullah yang teguh menjaga prinsip hidup. Sosok Mbah Dullah adalah paman dari KH Sahal Mahfudz, Rais Aam PBNU 1999-2014.
Gus Yahya, sapaan akrab Ketua Umum PBNU ini, mengisahkan Mbah Dullah sejak mudanya yang mendapat wasiat khusus dari ayahnya. Mbah Dullah sendiri juga memberikan pesan keramat kepada para kiai, sungguh bergetar membacanya.
Bagaimana kisah selengkapnya? Simak ulasan Gus Yahya berikut ini.
Menjelang wafat, Kyai Abdussalam menyuruh orang memanggil putera keduanya, Gus Abdullah, agar menghadap.
“Gus Mahfudh juga?” orang yang disuruh menanyakan putera pertama beliau, apakah perlu dipanggil juga.
Mbah Salam menggeleng.