“Jangan sekali-kali kamu membiayai santri seolah-olah kamu dermawan, tapi mengambil manfaat tenaganya kamu pekerjakan di rumahmu”, Mbah Dullah mewanti-wanti keponakannya, Kyai Mu’adz Thohir.
“itu nista!”
Kyai Mu’adz cuma bisa melongo. Teringat betapa kaprahnya kyai dimana-mana mengambil khadam dari antara santri-santrinya.
“Daripada begitu, masih mendingan kau suruh nyaimu jualan nasi!” Mbah Dullah melanjutkan wanti-wantinya.
“Jualan nasi, maksudnya gimana, Pakdhe?” Kyai Mu’adz tak paham.
“Lha nyai terima kos-kosan makan santri-santri itu ‘kan jualan nasi namanya!”
Pesan Mbah Dullah sangat dahsyat. Gus Yahya sering membeberkan kisah-kisah Mbah Dullah ini berbagai ruang diskusi, pengajian, dan tulisan. Pesan dari kisah di atas sangat menggetarkan, terlebih bagi para kiai/ustadz.
Demikian, semoga bermanfaat.***