Profil KH Maimoen Zubair, Kisah Belajar Sejak di Sarang, Lirboyo, dan Makkah, Sampai Disebut 'Wali Enom'

- 11 Februari 2022, 00:20 WIB
Profil KH Maimoen Zubair Sarang Rembang
Profil KH Maimoen Zubair Sarang Rembang /facebook/udin/

BERITA BANTUL - KH Maimoen Zubair Sarang Rembang adalah sosok ulama panutan yang diakui publik. Mbah Moen, sapaan akrabnya, selalu hadir memberikan kesejukan dan pencerahan kepada umat sepanjang hayatnya. 

Mbah Moen dekat dengan semua kalangan. Mulai pejabat elite/pusat sampai warga biasa di pelosok kampung. Mbah Moen sangat rajin mengisi pengajian di pelosok kampung yang bahkan sulit dijangkau. 

Walaupun wafat dan dimakamkan di Ma'la Makkah, 6 Agustus 2019, tapi sosok Mbah Moen terus hidup bersamaan dengan ruh ilmu yang terus dihidupkan para putra dan santri-santrinya. 

Baca Juga: Gus Baha Kisahkan Humor Mbah Moen dengan Santri Lugunya

Baca Juga: Kisah Syekh Masduqi Lasem Kritik Karya Syekh Ihsan Jampes Kediri, Sampai Terjadi Debat Berhari-hari

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari facebook Amirul Ulum, dijelaskan kisah perjalanan ilmiah Mbah Moen sejak masih belia sampai diakui sebagai ulama besar. Jalur ilmiah Mbah Moen dimulai sejak di Sarang, kemudian menuju Lirboyo, lalu ke Makkah-Madinah, dan kembali lagi ke Nusantara.

Amirul Ulum menegaskan bahwa Mbah Moen dilahirkan di Sarang pada Jum’at Kliwon, 10 Muharam 1347 H / 23 Oktober 1928 M. Ia anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Kiai Zubair Dahlan dan Ibu Nyai Mahmudah. Saudara-saudaranya yaitu, Makmur, Mardiyah, Hasyim, dan Zahro. Semua anak pasangan Kiai Zubair dan Nyai Mahmudah meninggal dunia kecuali Mbah Moen.

"Hidup di lingkungan pesantren mengharuskan Mbah Moen untuk mengaji. Meskipun ayahnya, Kiai Zubair bukanlah pengasuh pesantren, namun ia aktif mengajar di pesantren milik mertuanya, Kiai Ahmad ibn Syuaib," tegas Ulum yang juga alumni Pesantren Al-Anwar Sarang.

Kepada sang ayah, lanjut Ulum, Mbah Moen mengaji berbagai disiplin ilmu agama seperti al-Jurûmiyah, al-Imrîthi, al-Fiyah, Fathal Qarîb, Fathal Wahhab, Fathal Mu’în, Jauharatu al-Tauhîd, Rahabiyah, dan Sullam al-Munawrâq.

"Untuk masalah al-Qur’an-nya, Mbah Moen belajar kepada ibunya, Nyai Mahmudah. Selain kepada kedua orang tuanya, Mbah Moen belajar kepada ulama-ulama Sarang seperti Kiai Syuaib ibn Abdurrozak, Kiai Ahmad ibn Syuaib, dan Kiai Imam Khalil," tegas Ulum.

Halaman:

Editor: Muhammadun

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x