China Luncurkan Rudal Pembunuh Amankan Kawasan Indo-Pasifik, Australia dan AS Ketakutan?

- 9 April 2022, 06:30 WIB
China Luncurkan Rudal Pembunuh di Kawasan Indo-Pasifik
China Luncurkan Rudal Pembunuh di Kawasan Indo-Pasifik /Ilustration/Eurasiantimes/

BERITA BANTUL – Keberadaan Australia dan AS di kawasan Indo-Pasifik terancam. Seorang pakar dari Institute Kebijakan Strategis Australia (ASPI) baru-baru ini melaporkan bahwa China menyiapkan rudal jelajah anti-kapal.

Bahkan, ia menyebut ASCM (Anti-Ship Cruise Missile) baru China tersebut, sebagai ancaman terbesar bagi angkatan laut Australia dan sekutu AS lainnya di Indo-Pasifik.

Rudal jelajah anti-kapal China akan digunakan untuk mencegah pasukan asing memasuki perairan yang disengketakan di Pasifik Barat. Upaya itu bagian dari "strategi kontra-intervensi" China.

Baca Juga: Hadapi Manuver Agresif China di Kawasan Indo-Pasifik, Australia, Inggris dan AS Kembangkan Rudal Hipersonik

Dikutip beritabantul.com dari eurasiantimes, pada Jumat, 8 April 2022, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki doktrin strategis yang digambarkan dalam bahasa Cina sebagai "gada pembunuh."

Istilah itu berakar dari mitologi China kuno yang menyinggung persenjataan untuk mengalahkan lawan yang lebih besar.

ASCM baru China (Anti-Ship Cruise Missile), termasuk YJ-12 yang diluncurkan oleh pembom dan YJ-18B yang diluncurkan dari kapal selam adalah contoh senjata pembunuh China.

Jenis senjata ini, menurut penelitian, kemungkinan besar akan digunakan untuk menghilangkan kemampuan militer 'Sekutu' (Australia, Amerika, Jepang, Korea Selatan, dan sebagainya) di seluruh rantai pulau pertama dan kedua selama operasi tempur ofensif PLA.

Baca Juga: AS Persenjatai Taiwan, Paket Rudal Senilai Rp 1,3 Triliun Dikirim, China Ingatkan Washington: Siap Lawan!

Rudal DF-21, DF-26, dan DF-27 yang akan datang juga disorot sebagai bagian penting dari kemampuan serangan China.

Misi serangan dalam PLA dapat menargetkan fasilitas dan sumber daya penting jauh di dalam jantung Sekutu, serta di luar kawasan Indo-Pasifik.

Kapal selam serang bertenaga nuklir yang dilengkapi dengan rudal jelajah anti-kapal dan rudal jelajah serangan darat bisa menargetkan kapal pengisian ulang di laut milik AS, pusat bahan bakar dan logistik.

Kemampuan ASCM PLA yang cukup besar menjadi perhatian utama pasukan angkatan laut Sekutu. Menurut Goldsmith, karena beberapa alasan.

Di antaranya, ASCM sulit dideteksi dan sulit dilawan, tetapi juga memicu masalah kedalaman tembak dan proliferasi.

Baca Juga: Rusia Ancam AS, Pengiriman Rudal Nuklir Pentagon ke Eropa dan Kawasan Asia-Pasifik Bisa Picu Perang Dunia

Kemampuan sea-skimming melibatkan rudal melesat di atas permukaan air dan meluncur serendah mungkin, menggambarkan mengapa rudal ini sulit dideteksi.

Mereka memanfaatkan kelengkungan bumi dan hanya menampilkannya di radar kapal permukaan target saat melintasi cakrawala.

Ini adalah masalah besar bagi kapal Angkatan Laut Australia, seperti perusak kelas Hobart dan fregat kelas Anzac karena radar array bisa mendeteksi rudal yang masuk berdasarkan garis pandang.

Selain itu, teknologi Swarming, tanda tangan rendah, dan kemungkinan menggunakan umpan dari pada memperumit pengidentifikasian dan penyadapan ASCM China.

Namun, bukan hanya karakteristik teknologi rudal yang menjadi perhatian, tetapi juga sejumlah besar rudal yang dimiliki China.

Untuk Angkatan Laut Sekutu, banyaknya ASCM dan peluncur PLA menyebabkan masalah kedalaman tembak.

Baca Juga: Bom Nulir Meningkat Tajam, China dan AS Pamer Kekuatan, Mau Perang?

Itu karena PLA dapat memanfaatkan puluhan atau ratusan ASCM untuk meluncurkan "serangan saturasi" terhadap kapal permukaan Sekutu.

Kemampuan anti-udara dari kapal plautertahanan akan kewalahan oleh serangan saturasi PLA.

Laporan tersebut juga menyoroti bahwa satu skuadron pembom China, masing-masing membawa setengah lusin YJ-12 ASCM, mungkin akan mengalahkan kapal Australia yang ada.***

Editor: Joko W

Sumber: eurasiantimes.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah