Gus Hilmy Tekankan Filosofi Manunggaling Kawulo Gusti dalam Pembangunan Panggung Krapyak

20 Mei 2023, 10:16 WIB
Gus Hilmy Tekankan Filosofi Manunggaling Kawulo Gusti dalam Pembangunan Panggung Krapyak /beritabantul/

YOGYAKARTA - Gus Hilmy Tekankan Filosofi Manunggaling Kawulo Gusti dalam Pembangunan Panggung Krapyak.

 

Sejak ditetapkan sebagai Desa Mandiri Budaya pada 2021, Desa Panggungharjo menyelenggarakan berbagai dialog terkait pengembangannya. 

Ada empat unsur dalam pengembangannya, yaitu sebagai Desa Wisata, Desa Prima dan Desa Preneur.

Baca Juga: Dagangan Gandeng Google dan KADIN DIY, Gelar Google Goes to Yogyakarta Dukung Pertumbuhan Ekonomi Digital

Terakhir, diadakan sarasehan budaya bertajuk Tata Kelola dan Jaringan Kebudayaan pada Rabu, 17 Mei 2023 di Balai Budaya Karang Kitri Kalurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. KH. Hilmy Muhammad, M.A. menyatakan bahwa Panggungharjo merupakan desa yang kaya dengan potensi budaya.

Oleh sebab itu, perlu ditentukan mana kawasan inti dan mana kawasan pendukung. Lebih penting lagi, menurutnya, potensi itu harus dibangun berdasarkan filosofinya. 

“Panggung Krapyak menjadi potensi utama karena letaknya di ujung Sumbu Filosofi. Terlebih saat ini dalam proses pengajuan ke Unesco sebagai warisan budaya dunia," tegasnya.

Baca Juga: Gus Baha Beberkan Manfaat Luar Biasa dari Ngopi: Agar Tidak Diusir oleh Allah

Gus Hilmy, sapaannya, berharap pembangunannya tidak menimbulkan konflik dan harus mempertimbangkan filosofi manunggaling kawulo Gusti.

Apa yang dirancang oleh Pemda sepatutnya sejalan dengan kehendak masyarakat sekitar.

"Jangan asal memutuskan sendiri. Masyarakat justru harus dilibatkan dalam perencanaan dan selanjutnya dalam pengelolaan kawasan,” ujar anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari D.I. Yogyakarta tersebut.

Dalam pengelolaan kawasan nantinya, Gus Hilmy menyatakan perlunya dukungan fasilitas pariwisata.

Di antaranya ketersediaan lahan parkir, ruang media informasi, jualan souvenir, tempat istirahat, warung makan, bahkan mungkin penginapannya

Lebih lanjutnya, Gus Hilmy menyebutkan beberapa potensi penting lainnya di Kalurahan Panggungharjo, seperti lembaga pendidikan sebagai subjek kebudayaan.

Baca Juga: Keutamaan Ahli Ilmu Dibandingkan Ahli Ibadah Menurut Gus Baha

Potensi ini juga harus dilibatkan dalam pengembangan Desa Mandiri Budaya.

“Aset lain dari Panggungharjo adalah Pondok Pesantren Krapyak dan Institute Seni Indonesia. Dua lembaga subjek kebudayaan ini, selain sebagai pembentuk karakter sosial masyarakat, juga mampu menghidupkan pemberdayaan ekonomi warga,” jelas salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak tersebut.

Menilik sejarahnya, pria yang merupakan putra asli Panggungharjo tersebut menyatakan bahwa Kalurahan Panggungharjo merupakan wilayah yang gemah ripah loh jinawi.

Di antaranya karena kondisi yang aman, tenteram, luasan wilayah yang cukup, agraris, tidak pernah terjadi konflik  agama, etnis maupun kesukuan.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut adalah Ketua Jurusan Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta Dr. Mikke Susanto, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ISI Yogyakarta Dr. Akhmad Nizam, dan Direktur Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya (AKSBN) Dr. Supadma.

Mikke menyatakan pentingnya desa berorientasi pada skala kolaborasi dengan lembaga supra desa dengan pemerintah daerah, seperti Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat bahkan dapat berorientasi pada skala dunia internasional.

Baca Juga: Asal Usul Sejarah Lahirnya Shalawat Mansub Karya Habib Sholeh Tanggul Jember

“Ketika orientasi skala sudah diukur, saatnya Desa Panggungharjo dapat didorong untuk menjadi penyumbang kebudayaan global. Bahwa aset budaya lokal Panggungharjo tidak hanya menjadi aset Panggungharjo saja, tetapi harus dapat dikembangkan menjadi aset nasional (Indonesia) bahkan menjadi aset dunia, seperti Panggung Krapyak,” kata pria yang juga seorang kurator seni rupa tersebut.

Dari aset budaya yang dimiliki Panggungharjo, Supadma berharap dapat dimaksimalkan.

Di sisi lain, pengembangan kebudayaan harus disesuaikan dengan basis sosialnya. Sementara Nizam menekankan pentingnya ketahanan budaya dalam menghadapi urbanisasi di desa yang cenderung materialistik.***

Editor: Amrullah

Tags

Terkini

Terpopuler