Dalam keadaan sakit, Gus Dur pergi ke Rembang untuk memberi pesan pamitan kepada sahabatnya bahwa Gus Dur akan menghadap Sang Khalik.
“Yang luar biasa, Gus Dur wafat tidak meninggalkan apa-apa. Beliau masih punya hutang 15 juta kepada putrinya, Yenny Wahid. Orang tua hutang kepada putrinya,” ungkap Katib 'Aam PBNU.
Menurutnya, Gus Dur adalah kiai besar, pernah dipilih menjadi presiden sejati, tapi tidak memiliki nomor rekening. Penjatuhan Gus Dur, lanjuttnya, dari presiden adalah bagian dari sebuah konspirasi.
“Jika Gus Dur sebagai presiden sejati itu dijatuhkan, itu adalah bagian dari konspirasi. Tidak hanya nasional, tetapi konspirasi internasional,” tegasnya.
Pengasuh pondok pesantren Raudhatut Thullab, Tempuran, Magelang itu mengungkapkan, biaya untuk penjatuhan Gus Dur itu mahal, sampai 50 triliun.
“Saya pernah bertemu seorang Diplomat dari Amerika langsung. Menjatuhkan Gus Dur itu biayanya , costnya luar biasa, 50 triliun, tidak main-main,” ungkapnya.
Ia berharap, kisah hidup Gus Dur bisa menjadi uswah (teladan). Gus Dur berjuang tanpa pamrih, ikhlas. Seorang mantan presiden, setelah wafat tidak meninggalkan harta benda sama sekali.
“Yang ditinggalkan Gus Dur adalah semangat, uswatun hasanah bagi kita. Ini harus ditangkap oleh PCNU dan seluruh lembaga, badan otonom, terbukti hari ini pelatakan batu pertama UNU Tegal,” pungkasnya.***