Pergolakan Pemikiran di Jantung Tradisi NU Bersumber dari Keilmuan Pesantren

5 Desember 2022, 11:45 WIB
Pergolakan di Jantung Tradisi NU Bersumber dari Keilmuan Pesantren /facebook/udin/

SEJARAH - Pergolakan di Jantung Tradisi NU Bersumber dari Keilmuan Pesantren.

Sejah tahun 1980-an, terjadi pergolakan pemikiran di jantung tradisi NU. Itu semua tak lain karena keilmuan pesantren yang dinamis dan dahsyat.

Keilmuan pesantren punya otoritas yang kuat dalam memberikan penjelasan kepada publik, karena diakui dunia intenasional.

Baca Juga: Tarekat Apa yang Diamalkan Gus Dur? Beginilah Jalan Spiritual yang Ditempuhnya

Dijelaskan, bahwa pergumulan pemikiran NU dewasa ini memiliki tempat yang memadai di kalangan anak muda NU. Ini disadari bahwa laju perkembangan NU dalam sejarahnya tidak terlepas dari ikhtiar kaum muda NU dalam mengekpresikan dan menjawab tuntutan zaman.

Terlebih dengan menitikberatkan pada upaya pembentukan kader NU yang ideal, yaitu kader yang selain memilii keterampilan atau keahlian juga memiliki kurang kesadaran kosmologi yang luas dan toleran, serta memiliki pola pikir yang jernih.

Demikian pula merujuk pada kaidah dinamika kehidupan yang kedap pada perubahan, setiap zaman dan komunitas selalu memiliki pandangan kosmologi, yakni kesadran tentang realitas kehidupan.

Respon terhadap berbagi peristiwa sosial, politik, ekonomi dan budaya yang dianggap aktual untuk zamannya tidak lebih merupakan dialog sistem pengetahuan keislaman dengan modernitas.

Hadirnya modernitas di tengah lingkungan kaum muda NU dalam kenyataannya tidak hanya dimaknai dan berhubungan dengan Tuhan, tetapi juga dengan alam dan masyarakat.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Al Hallaj Menuntut Ilmu kepada Para Guru, Sebuah Pengembaraan Sufisme

Ilmu-ilmu sosial kritis yang telah dipelajari dan didalamnya dengan demikian memberikan kontribusi yang sangat memadai, terutama dalam menyusun premis-premis dan tesis-tesisyang bersifat fungsional.

Kesadaran di atas pada gilirannya menemukan titik releansinya dengan khittah NU yang menjelakan tentang landasan akidah NU yang bertolak pada Islam ahlussunnah waljama’ah.

Dengan keilmuan pesantren yang menjadi modal awalnya, para generasi muda NU yang telah dibekali dengan keilmuan dan pendekatan modern, memiliki perspektif tersendiri terutama dalam merespon berbagai peristiwa sosial, politik, ekonomi, budaya dan bahkan keislaman.

Organisasi NU sejak awal berdiri didesain sebagai forum kalangan ulama tradisional dalam mepertahankan pola keberagamannya. Nama Nahdkatul Ulama yang dapat diartikan kebangkitan ulama mencerminkan bahwa di dalam organisasi, otoritas tertinggi adalah ulama, yang direpresentasikan dalam lembaga Syuriah.

Sedangkan komitmen mempertahankan pola keberagamaan, tercermindari garis organisasi untuk setia terhadap paham ahlussunnah waljama’ah dengan cara bermazhab.

Baca Juga: Shalat Itu Mencegah dari Perbuatan Mungkar, Begini Alasannya Menurut Gus Baha

Maka dengan gari seperti ini NU selalu dipahami sebagai organisasi yang berkomitmen menjaga tradisi, sehingga ciri ortodoksi an konservatisme sangat kuat.

Sistem bermazhab umpamanya, terus-menerus digedor oleh pemikiran kritis, yang justru berasal dari lingkungan NU sendiri. Dan tak disangka perubahan berlangsung dengan cepat.

Keterangan tersebut dikutip dari buku 'Pergolakan di Jantung Tradisi NU yang Saya Amati' karya As'ad Said Ali.***

Penulis: Dika Ayu Parmesti, mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, STAI Sunan Pandanaran, Yogyakarta.

Editor: Ahmad Syaefudin

Tags

Terkini

Terpopuler