Spirit Nilai dan Paradigma Al-Qur’an untuk Membangun Pendidikan Islam

2 Januari 2023, 12:23 WIB
Benarkah Jika Kamu Mendengar Suara Adzan Di Dalam Mimpi Itu Melambangkan Kebahagiaan? Simak Penjelasan Berikut /pixabay/

PENDIDIKAN - Spirit Nilai dan Paradigma Al-Qur’an untuk Membangun Pendidikan Islam.

Al Qur'an adalah kitab suci yang menjadi panduan hidup umat Islam. Dengan nilai dan spirit Al Qur'an, umat Islam lakukan berbagai aktivitas untuk membangun peradaban. 

Jadi, paradigma dalam Al Qur'an sangat dahsyat memberi inspirasi umat Islam dalam gerak sejarahnya.

Dalam konteks pendidikan, menempatkan al-Qur’an sebagai paradigma pendidikan Islam mengandung arti bahwa proses pendidikan menuntut suatu mekanisme pengajaran yang menyediakan ruang berpikir bagi setiap individu untuk memahami realitas atau fenomena sebagaimana al-Qur’an memandangnya.

Pemaknaan fundamental seperti ini sangat penting agar ilmu pengetahuan yang diajarkan pada lembaga penddikan Islam dapat membentuk sikap dan perilaku para peserta didiknya sejalan dengan visi, idealitas, prisma, dan pandangan dunia al-Qur’an.

Konstruksi paragdimatik ini berfungsi sebagai basis bagi penguatan karakter moralitas peserta didik, juga sangat diperlukan dalam kaitannya dengan besarnya kebutuhan umat Islam terhadap lahirnya desain baru epistemologi studi Islam yang sanggup menjawab persoalan-persoalan mendasar bagi perkembangan terkini di dunia ilmu pengtahuan dan teknologi.

Secara filosofis, munculnya gagasan untuk menampilkan paradigma al-Qur’an di tengah peradaban kontemporer disebabkan oleh semakin banyaknya keanehan ilmu pengetahuan modern, penerapan, dan dampaknya yang sulit dicerna dari sudut pandang agama.

Dengan pardigma alternatif, diharapkan umat Islam dapat menginisisasi penelitian di berbagai bidang penidikan dan ilmu pengetahuan yang sanggup menjelaskan realitas secara lebih komprehensif.

Menurut Bagir dan Abidin (1986:8), paradigma itu ebih dari sekedar kumpulan teori, termasuk di dalamnya adalah kseluruhan bangunan teori, aplikasi hasil, metode, dan instrumentasinya yang dipandang memiliki keseuaian dengan paradigmanya.

Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah paradigma al-Qur’an bisa diandalkan untuk menghasilkan apa yang disebut dengan ilmu normal alternatif atau yang lebih populer dengan sebutan sains alternatif?

Jawabannya tentu tergantung pada besrnya argumen pendukung terhadap paradigma al-Qur’an dala menghasilkan teori baru untuk membenarkan usaha ilmiah yang dilakukan para ilmuwan Muslim.

Selain itu tergantung juga pada kegunaan praktis dari sains alternatif yang akan dihasilkan dari usaha-usaha ilmiah.

Pembahasan pada bagian ini dimaksudkan untuk menghasilkan argumen-argumen yang diperlukan dalam menghasilkan ilmu pengetahuan Islam, sebagai realisasi dari nilai-nilai, budaya,dan pandangan dunia al-Qur’an.

Menurut Ziaudin Sardar (2006: 121-158), sedikitnya ada empat argumen yang dapat diajukan, yaitu argumen distingsi peradaban, distingsi identitas, sifat destruktif sains modern, dan keterbatasan manfaat sains modern.

Pembahasan ini diharapkan dapat menunjukkan, bahwa ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan Muslim juga memiliki identitas tersendiri dan memainkan peran penting dalam proses konstruksi peradaban manusia, khususnya peradaban Islam.

Selain itu, pembahasan ini hendak mengajukan pandangan, bahwa ilmu pengetahuan Barat yang seakan telah menjadi ideologi, secara hakiki sebenarnya bersifat destruktif dan tidak spenuhnya dapat memenuhu kebutuhan masyarakat Muslim.***

Penulis: Mahasiswa Dika Ayu Pramesti, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, STAI Sunan Pandanaran, Yogyakarta.

Editor: Ahmad Syaefudin

Tags

Terkini

Terpopuler