Hal Tak Terpisahkan Yang Perlu Anda Ketahui! Keterkaitan Antara Zakat Dengan Rukun Iman Dalam Islam

27 November 2022, 12:20 WIB
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri,Istri, Anak Laki-Laki, Anak Perempuan, Keluarga dan Niat Mewakilkan Orang Lain /Tangkapan layar Instagram/ @haleyorapower/

REGIONAL-Bukan hanya sebuah makna suami istri saja yang tidak dapat terpisahkan. Bahkan ilmu dengan adab. Tetapi rukun iman dengan zakat pun memiliki keterkaitan yang tinggi.

Islam adalah agama yang mudah kita pahami dan lakukan sebagai pedoman hidup. Seperti halnya hidup dengan mencapai rukun Islam dan rukun iman adalah tujuannya.

Untuk itu, di setiap prosesnya mereka saling memiliki keterkaitan yang sangat tinggi. Seperti penjelasan di bawah ini mengenai rukun iman dengan salah satu rukun islam yaitu zakat.

Baca Juga: Mengapa Dalam Islam Ada Aswaja? Singgung Kegunaan Aswaja di Indonesia

Zakat merupakan prinsip sinergi yang tidak dapat dipisahkan dari 6 prinsip moral, yaitu rukun iman dalam Islam. Didalamnya memiliki keterkaitan sangat erat dengan setiap prinsip dalam rukun iman tersebut. Mari kita bahas satu persatu.

Pertama, zakat dalam prinsip bintang (prinsip satu, star principle). Maksudnya disini adalah kunci rahasia dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain, yaitu memahami orang lain (empati) dengan memahami seluk-beluk hati kita sendiri.

Dalam memahami suara hati, seringkali kita terpusingkan antara dorongan suara hati (motivasi) dan suara hati (sifat/nilai) kita sendiri. Perbedaan keduanya sebenarnya hanya terletak pada penekanannya atas kebutuhan saja.

Contoh: Seseorang ingin mewujudkan prinsip memberi (zakat) tadi didorong oleh nilai kasih sayang. Sementara yang lain memberi karena motivasi kekuasaan, serta orang lainnya lagi memberi karena keinginan untuk menjadi dermawan.

Baca Juga: Memahami Amal Paling Utama Menurut Rasulullah SAW

Nah, dari situlah yang dinamakan dengan zakat sanubari, yaitu mengetahui serta memahami apa tangisan dan impian orang lain yang kemudian kita harus berusaha masuk ke dalam hati dan perasaan mereka untuk memberi bantuan agar bisa berhenti menangis sekaligus mencapai impiannya.

Kedua, zakat dalam prinsip kepercayaan (prinsip dua, angel principle). Kepercayaan adalah modal dasar suatu sinergi. Makna zakat disini adalah bagaimana kita menunjukkan karakter dengan meneladani sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang sebagai prinsip hidup.

Sikap yang didasari oleh keboho5 tidak akan pernah mampu meraih kepercayaan sejati. Oleh karena itu, bersikaplah selalu jujur dan tulus dalam membina hubungan sinergi dengan orang lain.

Memaknai kata “zakat” pun tak ubahnya bagai melakukan koreksi terhadap diri sendiri. Yaitu membangun sinergi berdasarkan kepercayaan yang dibangun melalui integritas tulus, pemberian kepercayaan kepada orang lain. Inilah yang dinamakan zakat kepercayaan.

Baca Juga: Kenapa Shalat Sunah Sering Dilakukan? Ini Jawabannya, Nomor 4 Bisa Bikin Kamu Semangat Ibadah

Ketiga, zakat dalam prinsip kepemimpinan (prinsip tiga, leadership principle). Zakat disini adalah amal jariyah untuk memberi wewenang kepada orang lain dalam mengelola sarana-prasarana, membimbing orang lain melalui ilmu yang bermanfaat serta menunjuk orang lain secara resmi untuk menjadi pemimpin dalam berbagai tingkatan.

Dalam hal ini tentu harus memiliki sikap untuk memperhatikan bawahan, memberikan kepercayaan, serta mendelegasikan tugas, juga wewenang adalah hal penting untuk dipelajari dan dilaksanakan.

Pada dasarnya tentu harus memiliki prinsip pada Allah, serta membimbing tugas pendelegasian tersebut melalui ilmu yang telah kita kuasai, dan zakat ini mengacu pada prinsip regenerasi yang dinamakan zakat kepemimpinan.

Keempat, zakat dalam prinsip pembelajaran (prinsip empat, learning principle). Hasil dari prinsip pembelajaran adalah ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah dasar dari setiap keberhasilan. Tanpa ilmu pengetahuan, maka seseorang akan buta, dan tidak tahu pilihan jalan mana yang harus ditempuh.

Baca Juga: Cara Kaum Muda Bangun Demokrasi dan Semangat Kebangsaan Menurut Prof Machasin

Zakat dalam prinsip pembelajaran adalah memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk kemakmuran bumi. Simpelnya, ilmu pengetahuan yang kita miliki diberikan kepada orang lain. Dengan begitu dinamakan zakat ilmu.

Kelima, zakat dalam prinsip masa depan (prinsip lima, vision principle). Menurut John Cena Maxwell, ada kelompok orang apabila dibagi menurut visinya memiliki empat tingkatan, yaitu:

1. Beberapa orang yang tidak memiliki visi (pengembara).

2. Beberapa orang yang memiliki visi tetapi tidak mampu mengejarnya sendiri (pengikut).

3. Beberapa orang yang telah memiliki visi dan mengejarnya (peraih prestasi).

4. Beberapa orang yang memiliki visi, mengejarnya dan membantu orang lain melihatnya (pemimpin).

Baca Juga: Peranan Mujahadah Kamis Wage Di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Bagi Santri Dan Masyarakat Sekitar

Beberapa tingkatan itulah menunjukkan beberapa karakter setiap orang di sekitar kita. Yang perlu diingat adalah jangan pernah meremehkan mereka, tumbuhkan keyakinan dalam diri mereka bahwa mereka lebih baik dari apa yang mereka kira.

Caranya dengan menyebutkan sejumlah keberhasilan yang di waktu lampau pernah mereka capai. Ini akan membangkitkan kepercayaan diri mereka kembali.

Yang terpenting adalah selalu melindungi pikiran serta keyakinan mereka, karena inilah harta terpenting dalam hidup mereka, iman atau visi yang ada di hati mereka. Apa yang disebut sebagai membantu memberikan keyakinan akan visi kepada orang lain itu, yang dinamakan zakat visi.

Keenam, zakat dalam prinsip keteraturan (prinsip enam, well organized principle). Kerjasama tim adalah upaya pencapaian yang jauh lebih efisien dibandingkan bekerja secara perorangan.

Baca Juga: PW Fatayat NU DIY Siap Bangun Tata Kelola Kolaboratif untuk Jawab Persoalan Kekinian

Secara umum, suksesnya sebuah usaha sangat bergantung pada tiga faktor, yaitu akses (network), modal, dan keahlian (skill) . Sayangnya, tidak semua orang memiliki tiga hal itu sekaligus.

Prinsip zakat disini adalah bagaimana orang yang memiliki modal “mendapatkan” modalnya kepada orang yang memiliki skill dan network. Begitupun sebaliknya.

Zakat disini adalah memberikan salah satu hal yang kita miliki kepada orang lain. Artinya mampu membantu orang lain sekaligus diri sendiri. Kunci sinerginya “kepercayaan” serta “kemampuan” yang dimiliki orang lain.

Jadi zakat disini adalah upaya untuk memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan kolaborasi dengan kita. Yang dinamakan zakat kolaborasi.***

 

Sumber: Dikutip dalam buku berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual” karya Ary Ginanjar Agustian.

Penulis: Siti Fatimah Zahro, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran Yogyakarta.

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Ahmad Syaefudin

Tags

Terkini

Terpopuler