7 Bukti Tingginya Penghormatan Para Kiai NU Kepada Keturunan Rasulullah

21 Juli 2022, 11:17 WIB
KH Said Aqil Siraj cium tangan Habib Umar Yaman saat datang di kantor PBNU /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Ini tentang 7 bukti tingginya penghormatan para kiai NU kepada keturunan Rasulullah.

Para keturunan Rasulullah atau sering disebut habib, sayyid, dan syarif, dikenal sebagai sosok kharismatik yang punya kedalaman ilmu agama. 

Para kiai di Nahdlatul Ulama (NU) punya hubungan khusus dengan para habib, khususnya dalam memberikan penghormatan.

Baca Juga: Gugur di Karbala, Kepala Sayyidina Husein Cucu Rasulullah Diarak Keliling dari Kufah menuju Syam

Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari menjadi tokoh utama panutan warga NU dalam berbagai aspek perjuangan, termasuk dalam penghormatannya kepada para habib.

Hubungan para kiai NU dengan para habib juga dikenal istimewa, sehingga jalinan kekeluargaan antara kiai NU dan para habib sangat indah. 

Banyak para habib yang kemudian duduk sebagai pemimpin di NU, seperti Habib Luthfi bin Yahya, Habib Umar Muthahar Semarang, dan Habib Syech Solo. 

Berikut ini 7 bukti tingginya penghormatan para kiai NU kepada para habib keturunan Rasulullah SAW.

Pertama, ketika ngaji di Makkah, KH Hasyim Asy'ari memiliki seorang guru yang bernama ‎bidang hadis yang bernama Sayyid Abbas Al-Maliki.

Baca Juga: Dahsyatnya Cara Orang Jawa Menghormati Wafatnya Sayyidina Husein Cucu Nabi Muhammad yang Gugur di Karbala

Beliau adalah kakek dari Sayyid ‎Muhammad Alawi Al-Maliki. Mbah Hasyim Asy'ari ketika ngaji di Makkah, sudah sering ‎ngaji kepada ulama dari kalangan keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW.‎

Cucu Hadratusy Syekh Muhammad Hasyim Asy'ari, yaitu KH Abdurahman Wahid pernah ‎sowan di kediaman cucu Sayyid Abbas Al-Maliki, beliau adalah Sayyid Muhammad Alawi Al-‎Maliki di Al-Rusaifah Makkah.

Ketika berada di kediamannya, Gus Dur diajak ke kamar pribadi Sayyid Muhammad Al-Maliki.

Betapa dekatnya, silaturahmi sesama ‎cucu ulama Masjidil Haram ini. Barangkali, sekarang keduanya sudah bercengkerama di alam ‎barzah.‎

KH Hasyim Asy'ari juga memiliki guru dari kalangan Sayyid, yakni Sayyid Ahmad Yamani ‎Makkah.

Begitu dekatnya Mbah Hasyim Asy'ari dengan keluarga Sayyid Yamani, sampai-‎sampai, ketiga putranya yang mengajar di Masjidil Haram, Sayyid Muhammad Yamani, ‎Sayyid Said Yamani, Sayyid Hasan Yamani saat mampir ke Indonesia dan memberikan ‎catatan khusus pada kitab KH Hasyim Asy'ari yang berjudul 'Adabul Alim wa Al-Mutaalim'.

Baca Juga: Mimpi Dimarahi Sayyidina Husein Cucu Rasulullah, Ulama Ini Rasakan Kejadian yang Dahsyat

‎Pengakuan dan penghormatan para keturunan Rasulullah SAW kepada Mbah Hasyim Asy'ari ‎begitu mengagumkan.‎

Kedua, rupanya, apa yang dilakukan Mbah Hasyim Asy'ari mengalir pada diri cucunya, KH ‎Abdurahman Wahid.

Gus Dur pernah mati-matian membela habaib di Indonesia gara-gara ‎KH. Hasan Basri Ketua Umum MUI 1984-1990 melontarkan sebuah kalimat yang tak punya dalil kuat.

“Tidak ada lagi anak keturunan Rasulullah di ‎Indonesia bahkan di dunia. Keturunan Rasulullah sudah dinyatakan terputus karena tidak ‎adanya lagi keturunan Hasan dan Husein,” kata Ketua Umum MUI KH. Hasan Basri yang ‎dikutip sebuah koran pada tahun 1993 silam.‎

Gur Dur saat sebagai Ketua Umum PBNU, beliau tidak terima dengan pelecehan Hasan Basri ‎kepada Dzurriyah Rasulullah SAW.

Baca Juga: Rahasia Tangisan Terakhir Sayyidina Husein Saat Melihat 3 Ribu Tentara Musuh dalam Tragedi Karbala

Gus Dur-pun berkata, “hanya orang bodoh yang ‎mengatakan batu permata sebagai batu koral. Dan yang paling bodoh adalah mereka yang ‎menganggap batu permata seharga batu kerikil."

Kedatangan para cucu, anak ‎keturunan Rasulullah Saw ke negeri ini, bagi Gus Dur, merupakan karunia Tuhan yang terbesar. Dan hanya ‎orang-orang kufur nikmat yang tidak mau mensyukurinya.”

Bagi ulama NU dan santri-santrinya, mereka berkeyakinan bahwa Durriyah Rasulullah ‎SAW wajib dimuliakan. Minimal mencium tangan saat bertemu.

Gus Dur pernah sowan ke ‎Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Makkah, juga sowan ke kediaman Habib Abdullah bin ‎Abdul Qodir Bilfaqih Malang.‎

Ketiga, kemudian KH Said Aqil Siraj, Ketua Umum Pengurus Besar NU, juga sowan kepada ‎Habib Lutfi Pekalongan, cium tangan dan duduk di bawah.

Begitu juga dengan Kyai-kyai ‎Nusantara lainya, mereka begitu memulikan Dzurriyah Rasulullah SAW.

Bagi orang NU, adab ‎itu di atas ilmu.

Baca Juga: Syair Ali Al Akbar Putra Sayyidina Husein yang Sangat Menggetarkan Langit dan Bumi Saat Pertempuran Karbala

Keempat, KH Maimoen Zubair Sarang Rembang sangat hormat kepada para habib.

Santri KH Maimoen Zubair banyak dari kalangan Dzurriyah Rasulullah, ‎Mbah Maimun sangat memuliakan mereka.‎

Bahkan suatu saat ada santri keturunan Rasulullah yang tidak mengaku sebagai habib, di malam harinya Mbah Maimoen ditemui Rasulullah. 

Malam itu juga, Mbah Maimoen gedor-gedor pintu kamar santri yang habib itu. Namanya Habib Zaky.

Kelima, KH Hamid Pasuruan, sosok ulama yang terkenal dengan kewaliannya, beliau ‎melepas sandalnya ketika bertemu dengan para dzurriyah Rasulullah.

Bahkan, KH Hamid Pasuruan tidak mau ‎menjadi imam sholat, ketika ada Dzurriyah Rasulullah SAW.

Begitu agung budi pekerti kiai ‎NU kepada seorang Durriyah Rasulullah SAW.‎

Baca Juga: Tak Ingin Ada Darah di Madinah, Sayyidina Husein Temui Ajal Demi Kebenaran yang Disuratkan Jibril

Keenam, KH Hasan Genggong, mampu melihat keturunan Rasulullah SAW hanya melalui ‎penciuman (gondo).

Maka, tidak ada sosok yang memuliakan Durriyah Rasulullah SAW melebihi ‎para kiai NU.

Mereka telah diajarkan oleh guru-gurunya, seperti Syekh Mahfuz Al-Turmusi, ‎Sayyid Abu Bakar Shata, Sayyid Zaini Dahlan.

Sangat wajar, jika NU dan Habib itu bisa ‎berdampingan, karena akidah-nya sama, madzhab fikih juga, bahkan semua kitab-kitab yang ‎dikaji NU dan Habaib sumbernya sama.‎

Ketujuh, seorang ulama kharismatik, KH Misbah menikahi Syarifah sang janda yang berusia 50 ‎tahuan, dengan tujuan memuliakan Dzurriyah Rasulullah SAW.

Waktu itu, KH Misbah berusia ‎‎70 tahun. Saat melihat seorang Syarifah di perlakukan kurang pantas di keluarganya, disuruh ‎mencuci piring, mencuci busana.

Maka, KH Misbah memutuskan menikahinya. ‎

Baca Juga: LANGIT IKUT MENANGIS, Perkataan Terakhir Sayyidah Zainab Saat Kepala Sayyidina Husein Terpenggal

Saat itu para kiai dan ulama membuli habis-habisan Kiai Misbah. Karena dalam ‎madzhab Al-Syafii, orang biasa (awam), tidak sekufu (se-imbang) menikahi Dzurriyah ‎Rasulullah SAW.

Beragam argumentasi di bawa ke hadapan KH Misbah, namun KH Misbah ‎tidak mempedulikan.

Terakhir, KH Misbah berkata kepada santrinya yang bernama KH Aziz ‎Munif,

“Aku menikahi Syarifah sudah meminta ijin kepada Rasulullah SAW”.‎

Seketika itu KH Aziz Munif tidak bisa berkata apa-apa. Betapa dalamnya spiritual KH ‎Misbah, sudah bisa ijin langsung kepada Rasulullah SAW.

Masih menurut KH Aziz Munif, ‎KH Misbah itu seorang ulama besar, penulis kitab. Beliau menulis kitab, kemudian dicetak di ‎jual di Sunan Ampel.

Hasil dari penjual kitab, dibagi-bagikan kepada Sharifah-sharifah yang ‎sangat membutuhkan.

Maka, jangan pernah mengajari para kiai NU memuliakan Dzurriyah ‎Rasulullah SAW.‎

Baca Juga: Rahasia Kemuliaan Sayyidina Husein Cucu Rasulullah yang Membuat Yahudi Terkagum-kagum

Demikian penjelasan tentang tingginya penghormatan para Kiai NU kepada keturunan Rasulullah, semoga bermanfaat.

7 bukti penghormatan para kiai NU kepada para habib ini dikutip dari catatan Abdul Adzim Irsad, alumnus Universitas Ummul Quro Makkah, di facebook pribadinya yang diunggah pada 23 Mei 2020.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler