Kemudian Rasulullah mulai mengatur barisan.
50 orang pasukan pemanah ditempatkan pada sebuah lembah di antara dua bukit. Kepada mereka diperintahkan supaya menjaga pasukan yang ada di belakang mereka.
Ditekankan jangan sampai meninggalkan tempat, walau dalam keadaan bagaimanapun juga.
Sebab hanya dengan senjata panah sajalah serbuan pasukan berkuda musuh dari belakang dapat ditahan.
Perang Uhud mulai berkobar dengan tampilnya Imam Ali ke depan melayani tantangan Thalhah bin Abi Thalhah yang berkoar menantang-nantang.
"Siapakah yang akan maju berduel?"
Baca Juga: Karomah Ali Zainal Abidin Putra Sayyidina Husein yang Jadi Saksi Tragedi Karbala
Seperti api disiram minyak semangat Imam Ali membara. Dengan ayunan langkah tegap dan tenang, serta sambil mengeretakkan gigi, ia maju dengan pedang terhunus.
Baru saja Thalhah bin Abi Thalhah menggerakan tangan hendak mengayun pedang, secepat kilat pedang Imam Ali 'Dzul Fikar' menyambarnya hingga terbelah dua.
Betapa bangga Rasulullah menyaksikan ketangkasan putera pamannya itu.