Gus Dur dan Sastra yang Tak Terwujud; Ide untuk Novel yang Belum Sempat Ditulis

- 15 November 2022, 14:45 WIB
Gus Dur belum sempat menuliskan novelnya
Gus Dur belum sempat menuliskan novelnya /Tangkapan layar Facebook/Santri Gus Dur

Baca Juga: Gus Dur Menaklukkan Rumah Angker, Ternyata Ini yang Dilakukannya

Gus Dur mengatakan bahwa kehidupan kita juga tidak hanya diarahkan oleh kepastian-kepastian kebenaran ideologis, kebenaran yang formal. Kita juga ternyata memerlukan ketidakpastian, kegalauan, dan kesenduan.

Dalam sebuah novel berbahasa Prancis – dalam bahasa Indonesia berjudul “Gerbang yang Tertutup”, dikisahkan seorang gadis bernama Alissa.

Dia mencintai sepupunya. Kegalauan gadis Alissa terombang-ambing oleh rasa cinta, rasa takut, dan rasa bimbang yang akhirnya justru menghaluskan perasaannya.

Hal itu membawa diri kepada kesadaran bahwa di balik semua itu, yang mengacaukan, membingungkan, dan menggalaukan, tampak yang abadi, yaitu Tuhan.

Baca Juga: Kelebihan Orang yang Biasa-Biasa Saja Menurut Gus Baha, Unik dan Justru Enak

Karena itulah hanya orang-orang yang mendapati kebesaran Tuhan dalam konteks ini, maka bagi merekalah jalan untuk membuka gerbang yang tertutup ini menjadi sangat luas.

Sedemikian besar pengaruh ketokohan dan sosok Alissa dalam diri Gus Dur, sehingga nama itu diberikan untuk putri pertamanya.

Dari sini dapat dipahami bahwa seni dan budaya berfungsi agar hidup tidak terlalu serbapasti dan tidak serbabenar.  

Tulisan ini diolah dan dilansir dari status Facebook Husein Muhammad yang dibagikan pada 30 Desember 2019.***

Halaman:

Editor: Joko W

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah