Merekalah yang memilihkan pakaian untuk Gus Dur pakaian apa dan dari bahan apa yang pantas baginya di suatu tempat dan untuk momen-momen yang dihadirinya.
Meski begitu, pilihan pakaian itu tetap saja sederhana. Semua orang pun bisa melihatnya.
Yang menarik, Gus Dur jarang terlihat memakai sarung, seperti kiai pada umumnya yang ke mana-mana memakai sarung, padahal ia adalah kiai besar.
Hanya saja, ada foto Gus Dur yang mengenakan sarung kotak-kotak, baju koko berwarna putih, dan berpeci hitam.
Baca Juga: Lirik Lagu Manaqib Gus Dur Karya Gus Fuad Plered
Padahal tradisi di pesantren itu sarung sebagai pakaian sehari-hari.
Banyak pula orang yang beranggapan bahwa sarung itu tradisi Islam sementara celana pantalon itu pakaian Londo alias orang asing non-Islam.
Banyak yang menganggap bahwa tak sah rasanya jika shalat atau menghadiri akad nikah atau hajat ritual yang lain tidak pakai sarung.
Budaya kita acap melihat sarung sebagai tanda kesalehan seseorang. Paling tidak lebih saleh dari orang yang memakai celana panjang.