Cerita Singkat Gus Dur Saat Krisis Reformasi 1998, Kesaksian Zastrouw Al Ngatawi

- 13 Desember 2022, 14:58 WIB
Cerita Singkat Gus Dur Saat Krisis Reformasi, Kesaksian Zastrouw Al-Ngatawi
Cerita Singkat Gus Dur Saat Krisis Reformasi, Kesaksian Zastrouw Al-Ngatawi /indonesia.go.id/

TOKOH - Cerita Singkat Gus Dur Saat Krisis Reformasi 1998, Kesaksian Zastrouw Al Ngatawi.

Saat reformasi terjadi tahun 1998, Gus Dur hadir sebagai penyejuk bagi semua masyarakat Indonesia. Termasuk kepada Presiden Suharto saat itu. 

Semua rakyat mencaci dan memaki Suharto, karenanya Gus Dur tampil bertemu Suharto untuk memanusiakan dan meredakan masyarakat. 

Baca Juga: Foto Pernikahan Gus Sholah Tebuireng Adik Gus Dur, Siapa yang Berada di Kanan dan Kiri?

Langkah Gus Dur di tengah reformasi itu disaksikan langsung oleh santri ajudannya, Zastrouw Al Ngatawi. 

"Saya lupa hari dan tanggalnya, yang jelas peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah peristiwa kerusuhan Jakarta yang menjadi tonggak terjadinya reformasi," kisah Zastrouw Al Ngatawi.

Saat itu, malam telah larut, beberapa tamu telah meninggalkan rumah Ciganjur. Di ruang tamu tinggal Zastrouw Al Ngatawi, Gus Dur dan Fajrul Falah (alm.) yang waktu itu kebetulan sedang menginap di Ciganjur.

Kebiasaan menjelang tidur, Gus Dur selalu bercerita beberapa hal orang-orang dekatnya. Semacam review kecil atas infomasi dan peristiwa yg terjadi.

Selain untuk dianalisa hal ini juga untuk mempersiapkan langkah jika ada yang perlu segera direspon esuk harinya.

Baca Juga: Rahasia Gus Dur Punya Kecerdasan Tingkat Tinggi, Suka dengan Ide-Ide Segar

Seperti yang terjadi malam itu, tiba-tiba Gus Dur bilang: "Tro besuk kita datang ke Cendana ketemu pak Harto."

Mendengar pernyataan Gus Dur itu, Zastrouw Al Ngatawi dan Fajrul Falah seketika kaget.

"Ngapain ke sana, Gus," tanya Zastrouw Al Ngatawi spontan.

Kemudian Fajrul Falah menimpali, 'wah bahaya Pak Dur kalo situasi seperti ini kita dekat-dekat Soharto".

Gus Dur merespon dengan cuek kekhawatiran kami: "bahaya opo, kayak mau perang aja?" Demikian jawabnya mimik wajah yang tetep cuek.

Melihat sikap Gus Dur yang cuek bebek itu, Zastrouw Al Ngatawi dan Fajrul Falah semakin khawatir dan penasaran.

"Kalau bisa mbok tidak usah ketemu Pak Harto dulu, Gus. Suasana lagi tegang dan semua orang lagi memusihi pak Harto, nanti njenengan ikut dimusihi," demikian usul Zastrouw Al Ngatawi.

Baca Juga: Tak Punya Rasa Minder, Gus Dur Punya Cara Baca yang Dahsyat, Sampai Karcis Bioskop Dia Baca Teliti

Fajrul Falah juga punya kekhawatiran yang sama. Selanjutnya memberikan analisa panjang lebar atas situasi yang terjadi.

Menurut Fajrul Falah, situasi sosial politik yang ada akan sangat tidak menguntungkan untuk bertemu Pak Harto.

Pertama, Gus Dur bisa dianggap pengkhianat dan penghambat reformasi karena mendekati Pak Harto yang dianggap musuh reformasi.

Kedua, Gus Dur akan dianggap melakukan deal politik yang menguntungkan diri dan kelompoknya saja dengan mengorbankan proses reformasi.

Artinya gus Dur akan dianggap mencuri ditikungan untuk memperoleh keuntungan politik.

Ketiga, yang menurut Fajrul paling berbahaya, Gus Dur akan kehilangan popularitas dan dukungan massa karena dianggap berpihak pada Pak Harto.

Dalam suasana tegang yang sensitif seperti ini apa yang dilakukan Gus Dur akan dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik untuk menghancurkan reputasinya. Paling tidak, Gus Dur akan dibully habis oleh lawan politik.

Setelah melihat kepanikan dan keseriusan dalam berargumentasi itu akhirnya Gus Dur mulai ikut serius.

Baca Juga: Gus Dur Jadi Presiden RI, Ternyata Tanda-Tandanya Dimulai dari Fakta Ini, Baru Terungkap

"Begini ya, ini keadaan sudah sangat kacau, kesatuan bangsa teramcam masak kita masih memikirkan soal popularitas pribadi," jawab gus Dur tenang, namun membuat kami terhenyak.

"Saya tidak peduli mau popularitas saya hancur, mau difitnah, dicaci maki atau dituduh apapun, tapi bangsa dan negara ini harus diselamatkan dari perpecahan."

Mendengar suara Gus Dur yang makin meninggi, Zastrouw Al Ngatawi dan Fajrul terdiam. Beberapa saat hening, kemudian Gus Dur kembali bicara dengan intonasi yang menurun.

"Begini ya, kita tidak bisa membiarkan rakyat larut dalam emosi dan terbakar api kebencian. Kalo dibiarkan ini bisa membakar seluruh rumah kebangsaan kita."

"Rakyat harus didik dan disadarkan meski untuk itu harus melawan arus deras emosi massa dengan risiko kita digilas, dicaci maki dan dihina hingga kelilangan popularitas dan ditinggalkan massa."

"Keadaan ini harus dihentikan karena sudah melampaui batas-batas kepantasan dan toleransi. Ini harus dihentikan"

Kembali Zastrouw Al Ngatawi dan Fajrul Falah terdiam, hening dan senyap.

Baca Juga: Mbah Mutamakkin Kajen dan Gus Dur: Rahasia Langit dalam Ajaran Joko Tingkir

"Jadi pemimpin itu tidak gampang, harus berani melawan kehendak massa jika tindakan dan sikap mereka sudah melampaui batas-batas yang bisa membahayakan bangsa dan negara."

"Seorang pemimpin tidak boleh membiarkan umat terperosok dalam rindakan yang membawa kerusakan hanya karena takut kehilangan popularitas dan dukungan massa."

Kata-kata Gus Dur makin menggerus perasaan Zastrouw Al Ngatawi dan Fajrul Falah seperti air hujan menggerus tanah gundul di tebing yg miring.

"Bertahun-tahun saya musuhan dengan Pak Harto, tapi itu soal pemikiran dalam mengelola negara bukan soal pribadi."

"Ketika Pak Harto dikuyo-kuyo malampaui batas hingga menghancurkan harkat dan martabatmya sebagai manusia, kita harus membelanya dan mencegah tindakan rakyat yang sudah melampaui batas."

"Ini bukan soal probadi pak Harto tapi soal menjaga keutuham bangsa. Karena itu saya besuk akan tetap datang menemui Pak Harto."

Baca Juga: Bukti Karomah dan Kesaktian Gus Dur, bagi yang Merasakan Langsung Terkagum-kagum

Kata-kata Gus Dur menjadi refleksi sangat mendalam bagi Zastrouw Al Ngatawi.

"Malam itu aku mendapat pelajaran dan wejangan berharga mengenai pemimpin melalui laku hidup seorang Gus Dur. Sangat jelas terlihat di sini, pemimpin bukan pesohor yang mempertahankan popularitas diri di depan umat dengan memanfaatkan uphoria dan emosi massa," kata Zastrouw, dikutip dari catatan facebook pribadinya yang diunggah pada 4 Mei 2017.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x