Kenangan Alissa Wahid Saat Detik-detik Wafatnya Gus Dur, Air Mata Tak Tertahan Sampai Ratusan Hari

Dan saya tidak sendiri. Selain Ibu, suami, serta adik-adik saya, mereka yang mencintai Gus Dur dan mencintai Indonesia dari seluruh tanah air menyatukan tekad untuk merawat selendang kebangsaan yang telah diwariskan Gus Dur kepada kita.

Selendang yang akhir-akhir ini dikoyak oleh hal-hal yang dulu ditentang oleh Gus Dur: sentimen primordial, pendangkalan pemahaman keagamaan, politik tuna etika, demokrasi tanpa falsafah, dan modernitas yang tak berporos martabat kemanusiaan.

Semua yang mencintainya bahu-membahu untuk menjulurkan selendang kebangsaan ke seluruh penjuru negeri, mengayomi semua manusia yang direngkuhnya.

Pada akhirnya saya menyadari, warisan terbesar Gus Dur adalah CINTA. Dimulai dari cintanya kepada setiap manusia Indonesia, yang menjadi daya dorong luar biasa untuk memperjuangkan yang terbaik bagi semua – terutama mereka yang terabaikan dan terlemahkan.

Diakhiri dengan cinta kita kepadanya, yang menjadi daya dorong luar biasa untuk meneruskan perjuangannya untuk mewujudkan Indonesia rumah bersama. Kekuatan Cinta.

…cintamu akan terus merayap ke seluruh penjuru angin dan tak mengenal kata usai, Gus Dur…

Demikian Kenangan Alissa Wahid Saat Detik-detik Wafatnya Gus Dur, semoga Gus Dur bahagia di alam sana.***