Syekh Seman Mulia, Syekh Salman Jalil, Syekh Syarwani Abdan Bangil, al-Alim al-Allamah al-Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi, Kedua tokoh ini biasa disebut Guru Khusus dia, atau meminjam perkataan dia sendiri adalah Guru Suluk (Tarbiyah al-Shufiyah).
Kyai Falak (Bogor), Syaikh Yasin bin Isa Padang (Makkah), Syaikh Hasan Masyath (Makkah), Syaikh Ismail al-Yamani (Makkah), Syaikh Abdul Kadir al-Bar (Makkah).
Perjalanan Tarekat
Sebelum Abah Guru Sekumpul berangkat ke Makkah, ia terlebih dahulu menemui Kyai Falak (Mama Falak) Bogor dan di sini ia memperoleh ijazah dan sanad suluk dan thariqah.
Sambil menunaikan ibadah haji, Abah Guru Sekumpul mendapat bimbingan langsung dari Sayyid Muhammad Amin Kutbi dan dihadiahi sejumlah kitab tasawuf.
Dengan demikian, Abah Guru Sekumpul telah belajar secara khusus tentang Tasawuf dan Suluk kepada tiga ulama, yaitu Syekh Syarwani Abdan di Bangil, Mama Falak di Bogor dan Sayyid Muhammad Amin Qutbiy di Makkah.
Selain itu, rantai keilmuannya tersambung dengan sejumlah ulama besar di Makkah. Hal ini terlihat dari beberapa sanad bidang keilmuan dan thariqah yang diambilnya dari beberapa ulama diantaranya, Sayyid Muhammad Amin Qutbiy, Sayyid ‘Abd al-Qadir al-Bar, Sayyid Muhammad bin ‘Alwiy al-Malikiy, Syekh Hasan Masysyath, Syekh Muhammad Yasin al-Fadani, Kyai Falak Bogor dan Syekh Isma’il al-Yamani.
Kegemarannya menuntut ilmu dan bersilaturrahmi ke sejumlah ulama membuatnya memiliki banyak guru baik di Kalimantan, Jawa dan Madura maupun di Timur Tengah (Makkah). Ada yang menyebutkan bahwa gurunya berjumlah sekitar 179 hingga mendekati 200 orang.
Gelar