7 Karakter Istimewa KH Ahmad Fayumi Munji, Ulama Kajen Ahli Falak yang Kharismatik

- 4 September 2023, 11:11 WIB
7 Karakter Istimewa KH Ahmad Fayumi Munji, Ulama Kajen Ahli Falak yang Kharismatik
7 Karakter Istimewa KH Ahmad Fayumi Munji, Ulama Kajen Ahli Falak yang Kharismatik /

"Bulan Dzulhijjah yang tahun masehinya 1995, setelah menyelesaikan studi di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Misbahul Ulum Pasucen Trangkil Pati, saya diantar ayahku, Bapak Irham Asmani menginjakkan kaki di pondok pesantren Raudlatul Ulum. Bulan safar tahun masehinya 1998 setelah haul Mbah Ronggokusomo penulis pamitan (boyong) dari pondok tercinta ini," kenangnya.

Kiai Jamal juga menegaskan, sebenarnya dirinya sudah menyelesaikan pendidikan di Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) Kajen pada bulan Sya’ban. Tapi dirinya menunggu teman-teman lain yang kebetulan belajar di Madrasah Salafiyah dan yang lain yang akhir studinya lebih lama, karena memakai tahun masehi, sedangkan PIM menggunakan tahun hijriyah.

"Awal-awal hidup di pondok bagi saya tentu sangat berat. Waktu itu, sehari di pondok seperti satu tahun. Biasanya bertemu dengan keluarga, mulai di pondok jauh dari keluarga. Alhamdulillah dengan bimbingan Kiai Fayumi dan ijazah yang diberikan, saya merasa nyaman (kerasan) di pondok sampai selesai," tegas Kiai Jamal yang kini menjadi dosen di Institute Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA).

Selama tiga tahun di pondok Raudlatul Ulum, dirinya melihat, merekam, dan mereguk lautan ilmu dan hikmah dari KH Ahmad Fayumi Munji.

"Kiai pesantren adalah pusat segala-galanya, sehingga semua ucapan, tindakan, dan perilakunya menjadi teladan para santri. Santri yang baik selalu menjadikan kiainya sebagai teladan, sehingga ia mampu menyerap dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang membawa berkah di dunia dan akhirat," katanya.

Baca Juga: Cara Habiskan Waktu Terbaik Antara Isya dan Subuh Menurut Gus Baha, Bisa Sambil Ngopi dan Ngobrol

Mengutip pendapat KH Ahmad Mustain Syafii Tebuireng, Kiai Jamal menilai kiai pesantren lebih mengedepankan aspek tarbiyah (mendidik santri dengan internalisasi nilai-nilai) daripada taklim (mengajarkan ilmu-ilmu). Inilah keunggulan utama pesantren sebagai lumbung pendidikan karakter bagi anak bangsa.

"Dari rahim pesantren, lahir tokoh-tokoh hebat, seperti KH. M. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Hazbullah, KH. Bisyri Syamsuri, KH. Abdul Wahid Hasyim, KH. Abdurrahman Wahid, KH. MA. Sahal Mahfudh, KH. Zubair Dahlan, KH. Ahmad Fayumi Munji, KH. Maimun Zubair, dan KH. A. Nafi’ Abdillah," tegasnya.

Dalam pengakuannya, selama dirinya berada di pondok, banyak kitab yang dikaji Kiai Fayumi, seperti Nuur al-Dhullam, Sullamul Munajat, Tahrir, Tausyih ala Fathil Qarib, Nashaihul Ibad, Anwarul Masalik, Al-Adzkar, dan masih banyak lagi.

"Kiai Fayumi termasuk kiai yang sangat mencintai kitab kuning, sehingga beliau akan tetap membaca kitab, meskipun kondisinya kurang sehat, terutama pita suaranya yang terganggu," kisahnya.

Halaman:

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x