7 Karakter Istimewa KH Ahmad Fayumi Munji, Ulama Kajen Ahli Falak yang Kharismatik

- 4 September 2023, 11:11 WIB
7 Karakter Istimewa KH Ahmad Fayumi Munji, Ulama Kajen Ahli Falak yang Kharismatik
7 Karakter Istimewa KH Ahmad Fayumi Munji, Ulama Kajen Ahli Falak yang Kharismatik /

Ketika mengikuti forum bahtsul masail, Kiai Fayumi selalu mengajak santrinya supaya mereka termotivasi belajar kitab secara serius sebagaimana para santri dan kiai yang mampu memberikan jawaban persoalan-persoalan masyarakat dalam forum bahtsul masail dengan kemampuan membaca dan menyampaikan argumentasi yang memadai.

Keempat, sederhana. KH Ahmad Fayumi adalah sosok yang tidak mengenal prestise. Beliau tidak canggung shilaturrahim ke rumah kiai dengan naik dokar dan bis.

Kiai Jamal pernah menemani beliau mengunjungi temannya, Kiai Zuhdi Kayen, mertua Bapak Kiai Abdul Hamid Kajen dan mertua KH. Abdullah Bahij, salah satu rais Syuriyah PCNU Pati sekarang. Jalan kaki meskipun panjang, beliau jalani dengan biasa.

Ketika Kiai Jamal datang ke Pondok Raudlatul Ulum dengan naik dokar dari perjalanan jauh dari Pondok Jombang, Kiai Jamal dengan rahmat Allah sesampai ke pondok bertemu langsung dengan Kiai Fayumi yang kebetulan duduk di teras rumah.

Kiai Jamal kemudian diingatkan Kiai Fayumi dengan dawuh “wes dadi santri kota numpak dokar” (sudah menjadi santri kota naik dokar). Kiai Jamal sadar bahwa kesederhanaan harus menjadi karakter utama santri meskipun sudah hidup di kota.

Kebetulan setelah dari PP. Raudlatul Ulum Kajen, Kiai Jamal melanjutkan belajar di Pondok Pesanten Sunan Ampel Jombang yang berada di pusat kota Jombang.

Kelima, wira’i, yaitu menjaga diri dari hal-hal yang haram dan syubhat. Sebagai seorang kiai yang menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan kecintaan ilmu, maka wira’i adalah keharusan. Kesuksesan internalisasi nilai ini tidak lepas dari kehati-hatian seseorang dalam menjaga diri dari perbuatan haram dan syubhat.

Sebagai seorang hakim agama, Kiai Fayumi menolak keras risywah (suap) yang diberikan orang yang sedang berperkara dalam persidangan. Beliau menghindari betul-betul suap dan sejenisnya yang sangat dilarang dalam agama yang mencederai kejujuran, kebenaran dan keadilan.

Keenam, ikhlas. Ikhlas adalah melakukan sesuatu karena Allah, bukan karena yang lain. Sebagai pengasuh pondok pesantren dan pemimpin organisasi sosial keagamaan, KH. Ahmad Fayumi menekankan keikhlasan dalam berbuat supaya mendapat ridla Allah.

Para santri didorong untuk sungguh-sungguh menuntut ilmu supaya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, yakni ilmu yang benar-benar diamalkan dan disebarluaskan kepada masyarakat dengan ikhlas. Tanpa keikhlasan, maka hilanglah kemanfaatan dan keberkahan ilmu. Keikhlasan itulah yang menjadikan ilmu berbuah manis, sehingga bisa dirasakan orang lain.

Halaman:

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah