Karya-karya bidang kepenulisan Emha cukup banyak diterbitkan, baik berupa sajak maupun esai. Diantara sajaknya yang telah terbit adalah: M. Frustasi, Sajak-Sajak Sepanjang Jalan, Sajak-Sajak Cinta, Nyanyian Gelandangan, 99 Untuk Tuhanku, Suluk Pesisiran, Syair Asmaul, dll.
Sedangkan buku esainya yang telah diterbitkan adalah: Dari Pojok Sejarah, Sastra Yang Membebaskan, Secangkir Kopi Jon Pakir, Markesot Bertutur, Markesot Bertutur Lagi, Slilit Sang Kyai, 2,5 Jam Bersama Soeharto, Jogja Indonesia Pulang Pergi, Gelandangan Di Kampung Sendiri, Sedang Tuhan Pun Cemburu, Indonesia Bagian Dari Desa Saya, Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai, dan masih banyak lagi.
Sebagai seorang pekerja sosial, kehidupan Emha lebih banyak dijadwal oleh masyarakat yang selalu setia disapanya lewat pelbagai acara.dan pertemuan.
Setidaknya ada empat acara rutin yang diasuhnya,diantaranya: Padhang Mbulan (Jombang), Mocopat Syafaat (Yogyakarta), Kenduri Cinta (Jakarta) dan Gambang Syafaat (Semarang), Acara-acara tersebut masih eksis hingga sekarang
Padhang mbulan adalah salah satu acara rutin yang diadakan oleh Emha Ainun Nadjib di desa Menturo, Jombang, Jawa Timur.
Acara tersebut merupakan acara maiyahan yang pertama kali diadakan oleh Emha Ainun Nadjib. Padhang mbulan sudah berlangsung selama 23 tahun dan masih berlangsung hingga saat ini.***