“Begini Kyai, saya diperintahkan Kyai (Kholil) untuk mengantar tongkat”.
“Tongkat apa?”
“Ini, Kyai”.
“Sebentar, sebentar…”
Setelah dialog itu, Kyai As'ad berkata: "Ini orang yang sadar. Kyai ini pintar. Sadar, hadziq (cerdas)."
“Bagaimana ceritanya?,” tanya Kyai Hasyim lagi.
Tongkat ini tidak langsung diambil. Tapi ditanya dulu mengapa saya diberi tongkat.
Baca Juga: Pesan Mbah Liem Klaten untuk Mbah Bani Saat Wakafkan Tanah untuk Gedung NU Banguntapan
Saya menyampaikan ayat….
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى ﴿١٧﴾ قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى ﴿١٨﴾ قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى ﴿١٩﴾ فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى ﴿٢٠﴾ قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى ﴿٢١﴾