2 Strategi Dakwah Wali Songo, Tips Sukses Untuk Para Ustadz Saat Dakwah di Bulan Ramadhan

15 Maret 2022, 13:26 WIB
2 Strategi Dakwah Wali Songo, Tips Sukses Untuk Para Ustadz Saat Dakwah di Bulan Ramadhan /kolase facebook/

BERITA BANTUL – Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Jika merujuk pada kalender Nasional, tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, 2 April 2022.

Bulan Ramadhan adalah bulan dakwah. Banyak kesempatan yang baik untuk berdakwah. Masyarakat Muslim lebih gemar melakukan kebaikan dan mendengar dakwah.

Momentum inilah yang semestinya bisa dimanfaatkan oleh para da’i/da’iyah atau ustadz/ustadzah untuk memberikan nasihat dan wejangan.

Baca Juga: Saat Sunan Kalijaga Menembus Ruhani Nabi Khidir, Ini yang Terjadi dalam Lakon Wayang Dewa Ruci

Bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang tentang penyebaran Islam yang perlu jadi rujukan bagi para da’i/da’iyah atau ustadz/ustadzah saat berdakwah di bulan Ramadhan

Betul, sejarah tentang strategi dakwah Wali Songo, sebagai perintis penyebaran Islam di Nusantara. Strategi dakwah Wali Songo ini bisa menjadi tips sukses para ustadz saat dakwah di bulan Ramadhan.

Menurut KH Said Aqil Siraj, Wali Songo adalah tokoh sejarah yang layak diteladani perilaku pribadinya, semangat juangnya, serta strategi dakwahnya.

"Wali Songo adalah “manusia” (bukan dewa dalam dongeng), yang segala langkahnya merupakan tindakan objektif yang bisa ditiru dan dikembangkan oleh manusia modern saat ini,” kata Kiai Said, dikutip beritabantul.com dari buku Atlas Wali Songo karya Agus Sunyoto (2017).

Baca Juga: Sunan Kalijaga Dalang Sangat Masyhur yang Paling Dicintai Masyarakat, Ternyata Ini Rahasianya

Menurut Kiai Said, dalam kenyataannya para wali telah merumuskan strategi dakwah atau strategi kebudayaan secara lebih sistematis.

Strategi itu, lanjutnya, terutama diterapkan ketika para wali menghadapi kebudayaan Jawa dan Nusantara pada umumnya yang sudah sangat tua, kuat, beragam dan sangat mapan.

Pertama, fiqhul ahkam, untuk mengenal dan menerapkan norma-norma keislaman secara ketat dan mendalam, agar mereka menjadi muslim yang taat dan konsekuen (biasanya di pesantren)

Kedua, fiqhul dakwah, ketika masuk dalam ranah masyarakat ajaran agama diterapkan secara lentur, sesuai dengan kondisi masyarakat dan tingkat pendidikan mereka.

Baca Juga: Habib Luthfi Wali Besar Indonesia, Pengakuan Sayyid Muhammad Al-Maliki Makkah

Ketiga, fiqhul hikmah, di mana ajaran Islam bisa diterima oleh semua kalangan, tidak hanya kalangan awam, tetapi juga kalangan bangsawan, termasuk diterima oleh kalangan rohaniwan Hindu dan Buddha serta kepercayaan lainnya.

Selain tiga betuk atau tahapan dakwah tersebut, Kiai Said juga mengurai dua strategi yang paling penting dan utama dari para wali dalam mengembangkan ajaran Islam di bumi Nusantara.

Pertama, tadrij (bertahap). Tidak ada ajaran yang diberlakukan secara mendadak, semua melalui proses penyesuaian. Bahkan, secara lahir bertentangan dengan Islam, tapi ini hanya strategi.

Misalnya, mereka dibiarkan minum tuak, makan babi, atau memercayai para danyang dan sanghyang. Secara bertahap, perilaku mereka itu diluruskan.

Baca Juga: Kyai Kudus Bergetar Saksikan Karomah Habib Luthfi, Tidak Punya Uang Diperintahkan Naik Haji

Kedua, ‘adamul haraj (tidak menyakiti). Para wali membawa Islam tidak dengan mengusik tradisi mereka, bahkan tidak mengusik agama dan kepercayaan mereka, tapi memperkuatnya dengan cara yang islami.

Itulah strategi dakwah Wali Songo yang bisa menjadi tips untuk diterapkan para ustadz saat dakwah di bulan Ramadhan dan di tengah masyarakat Indonesia multietnis, multibudaya, dan multibahasa.***

Editor: Ahmad Amnan

Tags

Terkini

Terpopuler