BERITA BANTUL - Walaupun berada di pesisir Bangkalan, tapi nama Syaikhona Kholil bukanlah berada di pinggir. Nama Syaikhona Kholil melambung tinggi di Nusantara.
Karena dikenal luas di semua penjuru dan pelosok, santri datang berduyun-duyun ke Bangkalan. Semua ingin meraih berkah ilmu dari pesisir Bangkalan.
Nama Syaikhona Kholil sebenarnya sudah masyhur sejak masa kecilnya. Benih-benih karomah sudah muncul saat nyantri.
Baca Juga: Kisah Bupati Menguji Kewalian Syaikhona Kholil Bangkalan, Cerita Gus Muwafiq dari Gus Dur
Baca Juga: Menjangkau Laut dan Darat Sekaligus, Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan Dikagumi Ulama Makkah
Salah satunya ketika Syaikhona Kholil kecil nyantri di Pesantren Cagaan Bangil Pasuruan asuhan KH Asyik. Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari syaikhona.net, dikisahkan bahwa saat itu terjadi kemarau panjang, termasuk melanda lingkungan Pesantren Cagaan Bangil.
Karena kondisi kemarau panjang itu, pihak pesantren dan lingkungan sekitar pesantren kesulitan mendapatkan air bersih. Sungai, danau dan sumur macet semua. Kosong, air nihil.
Bagi pesantren, air yang kosong ini jelas sesuatu yang menyulitkan. Karena bersuci dan rutinan harian sangat butuh air.
Melihat kondisi ini, Kyai Asyik paham betul dengan sosok santri bernama Kholil itu. Makanya, Kyai Asyik memerintahkan Kholil untuk membuat sumur.
"Ya Kholil..."