Network
BERITA BANTUL - Kisah-kisah karomah para waliyullah dalam berbagai lembaran kisah keseharian umat Islam melekat setiap saat.
Tidak sedikit kisahnya begitu meruah dan berlebihan, tapi dinikmati para pecintanya dengan seksama. Kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani melekat di hati para santri dan pecinta para wali.
Bahkan, kisah-kisah para wali terkesan melebihi kisah keistimewaan para sahabat Nabi. Apakah fakta sebenarnya kalau ditinjau dari kaca mata tasawuf?
Baca Juga: Habib Luthfi Datang, Kambing Langsung Tunduk dan Mendekat untuk Disembelih
Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari buku 'Secercah Tinta, Jalinan Cinta Seorang Hamba' karya Habib Luthfi bin Yahya, ditegaskan kisah-kisah karomah para wali lebih banyak daripada masa sahabat Nabi.
Bagi Habib Luthfi, pada zaman Nabi Muhammad, tidak perlu yang namanya karomah, karena keimanan mereka langsung diterima oleh Rasulullah. Dengan kata lain, tidak membutuhkan penguat lainnya berupa karomah itu.
Ditegaskan juga, kisah karomah juga tak banyak muncul di kalangan generasi setelah sahabat, yakni generasi tabi'in. Kenapa?
Jaminan keimanan mereka langsung diketahui dari para sahabat Nabi. Walaupun mereka tidak melihat Rasulullah, mereka sudah bercermin kepada para sahabat Nabi. Mereka menyadari kedudukan para sahabat yang hebat dan luar biasa, apalagi Rasulullah, tida bisa diukur.
Baca Juga: Kyai Kudus Bergetar Saksikan Karomah Habib Luthfi, Tidak Punya Uang Diperintahkan Naik Haji
Maka, untuk meyakini dan beriman, tidak perlu adanya karomah. Kisah karomah Syekh Abdul Qadir Jailani dan wali-wali lain menjadi melegen luar biasa.
