5 Tipologi Kiai Menurut Habib Luthfi bin Yahya, Nomor 4 yang Doanya Sering Dinanti Umat

- 12 Maret 2022, 13:09 WIB
Tipologi Kiai Menurut Maulana Habib Luthfi
Tipologi Kiai Menurut Maulana Habib Luthfi /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan adalah Rais Aam Jam'iyyah Ahlit Thariqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman).

Jatman adalah badan otonom di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang fokus mengorganisir jaringan terekat se Indonesia. 

Habib Luthfi juga menjadi Pimpinan Forum Sufi Dunia. Nama ulama Pekalongan beberapa kali masuk dalam 500 tokoh Muslim yang berpengaruh di dunia. 

Baca Juga: Kyai Kudus Bergetar Saksikan Karomah Habib Luthfi, Tidak Punya Uang Diperintahkan Naik Haji

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari status facebook Muhammad Hanifuddin, 10 Maret 2022, yang menjelaskan bahwa Habib Luthfi memberikan penjelasan mengenai tipologi kiai yang warna-warni di Nusantara. 

Pertama, kiai Tandur. Adalah kiai yang fokus "nandur" kader unggul di masa mendatang. Yakni dengan mengajar dan mendidik santri di pesantren. Waktu dan pikirannya dicurahkan untuk santri.

"Menempa santri dari beragam keilmuan dan keterampilan. Termasuk di dalamnya adalah melatih istiqamah riyadhoh dan beribadah. Karenanya, jarang sekali keluar pesantren," tegasnya.

Baca Juga: Habib Luthfi Kisahkan Jasad Kuli Angkut Sangat Harum Setelah 9 Tahun Meninggal, Ternyata Ini Rahasianya

Kedua, kiai Catur. Adalah kiai yang ikut terjun langsung ke dalam urusan politik dan pemerintahan. Ikut mengawal dan merumuskan program-program demi kemashlatan masyarakat.

"Aktif berorganisasi dan menjadi pelopor. Mampu berkomunikasi dan bersinergi dengan berbagai kalangan," lanjutnya.

Ketiga, kiai Tutur. Adalah kiai yang memiliki kelebihan dalam memberikan nasihat, ceramah, dan mauidhoh di atas mimbar atau podium. Uraian dan susunan bahasanya runtut. Mudah dipahami dan membekas di hati.

Keempat, kiai Sembur. Adalah kiai yang menjadi rujukan untuk mendapatkan barokah doa. Baik untuk pengobatan, lancar usaha, mudah jodoh, hingga masalah mengusir jin, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Habib Luthfi Wali Besar Indonesia, Pengakuan Sayyid Muhammad Al-Maliki Makkah

"Tidak jarang, banyak pejabat yang berdatangan untuk meminta doa dan amalan untuk hajat tertentu," katanya.

Kelima, kiai Wuwur. Adalah kiai yang menjadi rujukan kiai-kiai lain dalam memecahkan masalah yang belum jelas hukumnya. Kiai Wuwur memiliki keluasan ilmu dalam berbagai fan. Karena itu, permasalahan yang pelik dapat dijelaskan hukumnya secara detail dan mendalam.

"Selain itu, Kiai Wuwur juga dermawan. Mudah membantu kesulitan finansial banyak orang. Menggratiskan dan menanggung biaya pendidikan dan biaya hidup para santri," tegasnya.

Baca Juga: Kisah Kewalian Mbah Malik Purwokerto Diungkap Habib Luthfi Bin Yahya

Dari kelima tipologi kiai di atas, lanjutnya, selama mondok di Ringinangung, dirinya mendapatkan contoh nyata. Masing-masing kiai berbagi peran. Saling melengkapi satu sama lain.

"Meskipun terkadang oleh sebagian santri, keragaman ini disalah arti. Perbedaan dianggap sebagai pertentangan. Padahal tidak," tegasnya.

Pihaknya mengaku, bahwa selama rentang waktu 2001-2009, berkesempatan nyantri di Ringinangung. Menimba ilmu dari kelas 4 Ibtidaiyah hingga lulus kelas 3 Aliyah.

"Satu hal yang hingga kini melekat adalah kesempatan mengaji langsung dengan beragam kiai dan gawaghis Ringinangung. Terdapat puluhan Kiai dan Gus yang memiliki kekhasan masing-masing," tegasnya.

Baca Juga: Habib Luthfi Datang, Kambing Langsung Tunduk dan Mendekat untuk Disembelih

Kekhasan itu, lanjutnya, mulai dari pola mengajar santri, cara membaca dan menerangkan kitab, cara mendidik santri mencintai kebersihan lingkungan, laku hidup sederhana, adab berinteraksi dengan masyarakat, hingga cara dakwah berhubungan dengan politik dan pemerintahan.

"Di pesantren yang berdiri di kisaran tahun 1870 ini, santri mendapatkan pembelajaran ragam kitab kuning. Berjenjang dan mendalam. Mulai dari fan ilmu tauhid, nahwu, sharaf, i'lal, fiqih, ushul fiqih, tafsir, balaghah, hadis, ilmu hadis, manthiq, falak, hisab, tajwid, akhlak, tarikh, hingga tasawuf," tegasnya.

Ringinangung adalah pesantren tua di daerah Pare Kediri. Sekitar 7 KM ke arah timur dari Kampung Inggris.

Baca Juga: Kisah Para Tokoh Bangsa Jin Meminta Solusi Kepada Habib Luthfi Bin Yahya

Didirikan oleh keluarga Keraton Solo. Tepatnya adalah Raden Sepukuh yang lebih dikenal dengan Syaikh Imam Nawawi.***

 

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah