Cara Indah Gus Miek Mendidik Puasa dan Shalat Tukang Becak

- 1 April 2022, 07:35 WIB
Cara Gus Miek Mendidik Puasa dan Shalat Tukang Becak
Cara Gus Miek Mendidik Puasa dan Shalat Tukang Becak /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Gus Miek, sang waliyullah masyhur asal Ploso Kediri, selalu punya cara unik dalam mendidik santri dan masyarakat.

Gus Miek sering hadir di masyarakat awam dan yang terjerumus di jurang dunia hitam. 

Tidak sedikit masyarakat yang kemudian taubat berkat sentuhan dingin Gus Miek, terlebih mereka yang dalam lumpur kemaksiatan.

Baca Juga: Sudah Lama Wafat, Gus Miek Didik Preman Shalat Berjamaah, Betapa Kagetnya Saat Tahu yang Sebenarnya

Gus Miek adalah putra ulama besar, Kiai Djazuli Usman, pendiri Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. 

Sejak kecil, Gus Miek dididik kedua orang tuanya untuk mendalami ilmu agama. Tapi, sejak kecil pula Gus Miek sering berperilaku unik, tidak biasa.

Walaupun dengan segudang keunikannya, Gus Miek justru selalu hadir kepada masyarakat yang tak terjamah kiai dan ulama secara umum. 

Gus Miek memilih dakwah di dunia yang penuh kemaksiatan, mulai diskotik, klub malam, perjudian dan lain sebagainya. 

Baca Juga: Gus Miek Menang Judi Kalahkan Bos Bandar, Cara Mainnya Membuat Banyak yang Taubat

Dikisahkan, Gus Miek saat itu menyamar jadi orang biasa dan berdialog dengan tukang becak.

"Njenengan siyam, Pak? (Anda puasa, Pak?" tanya si penumpang.

"Nggih kulo siyam (Ya, saya puasa)," jawab tukang becak.

"Sae, niku!" (Bagus, itu), penumpang itu memberikan pujian.

"Tapi kulo arang Sholat (Tapi saya jarang sholat)," tukang becak mengaku apa adanya.

Penumpang itu diam sejenak. Menjaga ritme pembicaraan tetap santai.

Baca Juga: Gus Miek Blusukan di Diskotik Malam, Bukan Santri Saja yang Ingin Surga

"Semestine njenegan kedah njogo shalat, pak (seharusnya anda harus menjaga sholat, pak)."

"Kranten sholat niku wajib ben dinten (karena sholat itu wajib setiap hari)."

Penumpang itu memberikan sedikit nasehat dengan gaya santainya.

"Tapi kulo panggah siyam, lho pak! (Tapi saya tetap puasa lho pak)," jawab tukang becak.

"Nggih, sae niku! ananging sholat niku pondasi pak, mboten saget ditilar. Benten kalih Siyam niku saget ditilar, dikadani kranten udzur, kados njenengan Makaryo abot mbecak niki."

(Ya, bagus itu! akan tetapi sholat itu pondasi pak, tidak bisa ditinggal. Berbeda dengan puasa itu bisa ditinggal, diqadla' karena udzur seperti anda bekerja berat (becak) ini."

Baca Juga: Karomah Gus Miek Saat Masih Bayi, Harimau Besar Datang Langsung Berlutut Tunduk

Becak itu pun kemudian berhenti di depan gapura Masjid Setono Gedong, Kediri. 

"Monggo, pak sholat riyen. Mari, pak shalat dulu," kata si penumpang.

Tukang becak itu pun mengangguk dan mengikuti penumpangnya masuk area Masjid.

Percakapan sampai di situ, tapi tukang becak itu punya kenangan tak terlupakan dengan penumpangnya yang unik itu.

Selang beberapa waktu, media cetak memberitakan seorang kiai yang gemar berdakwah dengan cara unik dari Kediri meninggal dunia.

Kebetulan, tukang becak itu membaca media cetak itu.

Baca Juga: Gus Miek Menenggak Minuman Keras, Pegawai Hiburan Malam Penasaran, Begini Jawabannya

Ia sangat terkejut, melihat foto yang ada di media cetak yang sama persis dengan penumpang yang pernah bersamanya.

Penumpang itu adalah Gus Miek dari Pesantren Al-Falah Ploso Kediri.

Seketika, si tukang becak menangis. Ia merasakan getaran ruhani luar biasa dari nasehat Gus Miek yang pernah menumpangnya.

Kisah ini dikutip BeritaBantul.com dari laman halaqoh.net.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah