“Be’eh barokanah sholawat, bisa deteng kannak ettok, Bisa apolong ben sengkok ettok.”
“Apah pole sengkok, dele lok kuat se narema’ah barokanah sholawat, derinah bennyak ghelluh.”
Artinya: “Barakahnya sholawat kamu bisa selalu datang ke sini, dan bisa selalu berkumpul dengan saya.”
“Apalagi saya, saking dari banyaknya barakahnya shalawat, sampai saya tidak kuat yang mau menerimanya.”
Santri itu hanya bisa merunduk, dengan mulut mengucapkan syukur Alhamdulillah, dan hati yang menangis.
Baca Juga: 23 Tahun Mbah Manab Ngaji Kepada Syaikhona Kholil Bangkalan
Juga disusul air mata menetes tanpa terasa, karena teramat bahagia dan senang sekali, tapi merasa dirinya tidak pantas menerima itu.
Dan kejadian itu bukan pertama kalinya, tapi barakahnya shalawat, santri itu kadang seminggu bisa tiga kali berkunjung ke pondok dan sowan kepada RKH. Fakhrillah Aschal untuk keperluan undangan shalawat dan lain-lain.
Menurut santri itu, dari sinilah RKH. Fakhrillah Aschal mengajak dan mengumpulkan masyarakat, tua ataupun muda untuk selalu mengumandangkan shalawat di berbagai tempat.
Dilihatnya karena melihat keutamaan shalawat yang luar biasa.