Al-Hallaj dalam penafsirannya menitikberatkan pada lafal al-dzikra yang berarti zikir atau peringatan dalam bagian awal ayat tersebut, “Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mengikuti peringatan…”.
Menurut Al-Hallaj, derajat orang ahli zikir paling mulia itu adalah orang yang berhasil melupakan wirid zikirnya lantaran ia lebih fokus memandang pada Tuhan yang diingat dan disebutnya dalam zikir.
Ia akan berjuang penuh menjaga waktu-waktunya agar tidak kembali mengingat bacaan zikirnya.
Baca Juga: Keindahan Surah Al-Infithar Ayat 8, Begini Penafsiran Al-Hallaj
Bagi Al-Hallaj, dengan begitu, derajat paling mulia dari orang yang berzikir adalah ia yang tidak menghiraukan lafal-lafal zikirnya.
Ia berzikir mengingat Allah begitu saja karena cinta-Nya, dan itu dilakukan bahkan tanpa mediasi lafal berzikir.***