Jika Manusia Itu Berilmu Semua dan Tidak Ada yang Bodoh, Jalaluddin Rumi: Tidak akan Tersisa Apa-Apa

- 2 Juni 2022, 22:05 WIB
Maulana Jalaluddin Rumi
Maulana Jalaluddin Rumi /pixabay/Hans/

BERITA BANTUL – Di dunia ini senantiasa ada dua hal yang berlawanan. Siang berlawanan dengan malam, gelap dengan terang, pintar dengan bodoh, tinggi dengan rendah, panjang dengan pendek, dan lain sebagainya.

Sejatinya, dua hal yang berlawanan itu justru saling menguatkan dan saling melengkapi. Umat manusia membutuhkan kedua hal yang berlawanan tersebut.

Dikutip dari buku Fihi Ma Fihi (Forum, 2016), Jalaluddin Rumi, sang sufi agung dari Persia, menjelaskan secara menarik dua hal yang berlawanan tersebut. Di antara yang dijelaskan oleh Rumi adalah perlawanan antara berilmu dengan bodoh.

Maulana Rumi mengatakan bahwa seandainya semua ilmu ada pada diri manusia dan tidak ada kebodohan, mereka akan lebur dan tidak akan tersisa apa-apa.

Baca Juga: Jika Seseorang Bisa Pergi ke Ka’bah dalam Sekedip Mata, Itu bukan Keajaiban, Jalaluddin Rumi: Angin pun Bisa

Jadi, kebodohan adalah sebuah tuntutan agar manusia bisa tetap ada. Keduanya memang berlawanan di satu waktu, namun keduanya saling mengukuhkan satu sama lain.

Malam adalah lawan dari siang, namun mereka saling mengukuhkan dan saling menolong. Keduanya melakukan tugas yang sama.

Jika malam itu abadi, maka kita tidak akan melakukan pekerjaan apa pun dan akan gagal. Jika siang itu abadi, maka mata, kepala, dan otak kita akan linglung, terperangah, dan akhirnya semua organ akan stress dan rusak.

Oleh karena itu, manusia beristirahat dan tidur pada malam hari sehigga semua organ akan memperoleh kekuatan. Sementara itu, di siang hari mereka akan menggunakan kekuatan itu dan memberdayakannya.

Halaman:

Editor: Joko W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x