Demikian jawaban dari Ali. Ali menyatakan bahwa orang itu menyukai fitnah yang di situ diartikan sebagai harta dan anak. Harta dan anak itu fitnah sebagaimana dalam surah Al-Anfal ayat 28.
Orang itu juga membenci perkara yang benar dan itu adalah kematian. Kematian adalah hal yang pasti karena semua yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Hal itu sebagaimana surah Qaf ayat 19.
Sementara itu, orang tersebut pun bersaksi atas sesuatu yang tidak pernah dilihatnya. Yang tidak pernah dilihat olehnya adalah Allah.
Setelah mendengar penejelasan dari Ali tersebut, Umar tersadar. Umar lantas bergumam, “Seandainya tidak ada Ali, niscaya Umar pasti binasa.”
Itulah kisah dua sahabat utama Rasulullah saw. Ketika itu, Umar menjabat sebagai khalifah dan Ali menjadi salah satu penasihatnya.***