Ketika mereka harus tidur di masjid yang rusak, Ibrahim tidak ikut tidur. Dia berdiri dekat pintu sampai pagi.
Manakala Sahl bangun, dia bertanya mengapa dia melakukan itu.
Ibrahim pun menjawab, “Cuaca tadi malam sangat dingin. Aku sengaja berdiri agar kamu tidak menderita kedinginan dan biarlah aku yang menanggungnya.”
Begitulah Ibrahim bin Adham. Dia memang seorang pemimpin.
Baca Juga: Parodi Muazin Bersuara Jelek yang Azannya Membuat Orang Kristen Merasa Berbahagia karenanya
Sahl Al Tustari adalah pemimpin para sufi terkemuka, kelahiran Persia, Iran, yang wafat di Bashrah, Irak.
Dia juga menjalani kehidupan sederhana dan asketis, melakukan perjalanan ke berbagai negeri antara lain Mesir dan Mekkah.
Dia pernah dibuang dari kampung halamannya karena pikiran-pikirannya yang dianggap aneh atau nyeleneh.
Dalam tradisi sufisme, dia dihormati karena telah mewariskan visi dan kearifan Helenistik dan mengintegrasikannya ke dalam kearifan sufi Islam.
Baca Juga: Indahnya Wajah Rasulullah Sesuai Kesaksian Para Sahabat Nabi