Perayaan Maulid Nabi; Ekspresi Indah dalam Menyambut Kelahiran Nabi Muhammad

- 8 Oktober 2022, 07:23 WIB
Maulid Nabi Muhammad saw.
Maulid Nabi Muhammad saw. /Unsplash/Faseeh Fawaz/Unsplash/Faseeh Fawaz

BERITA BANTUL – Perayaan Maulid Nabi; ekspresi indah dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw.

Maulid Nabi Muhammad saw. biasa diperingati oleh umat Islam pada 12 Rabiul Awwal pada tahun ini jatuh pada Sabtu, 8 Oktober 2022.

Bagi yang merayakannya, Maulid Nabi adalah kegembiraan tersendiri dan bentuk syukur atas kelahiran sang Nabi.

Semesta menyambut kelahirang sang Nabi. Kelahiran Muhammad bin Abdullah saw. disambut dengan penuh sukacita, bukan hanya oleh makhluk Allah di bumi, melainkan juga di langit.

Baca Juga: Sejarah Asal Mula Perayaan Maulid Nabi dan Kitab Al Barzanji yang Berisi Pujian kepada Nabi Muhammad

Ibn Al Jauzi, seorang ulama pengikut aliran pemikiran Ahmad bin Hanbal yang terkemuka, menggambar peristiwa kelahiran Nabi Muhammad saw. yang agung itu dengan sangat indah.

Berikut ini katanya:

Ketika Muhammad lahir, malaikat di langit menyiarkan beritanya dengan suara riuh rendah. Jibril datang dengan suara gembira. Arasy bergetar. Para bidadari surga keluar menebarkan aroma wewangian.

Ketika Muhammad lahir, Aminah, sang ibu, melihat cahaya menyinari istana Bosra. Malaikat mengelilinginya dan membentangkan sayap-sayapnya sambil menyenandungkan puja-puji kepada Tuhan.

Baca Juga: 12 Ribu Pasukan Umat Islam dalam Perang Hunain

Malam kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah malam yang bertaburan cahaya yang memancar dari langit biru bening.

Kehadiran Nabi Muhammad saw. adalah anugerah besar bagi dunia manusia dan semesta raya.

Syeikh Al Barzanji menyenandungkan kidung-kidung madah dan puisi-puisi na’tiyah menyambut kelahiran sang Nabi, sang pemimpin dunia itu.

يَا نَبِى سَلَامٌ عَلَيكَ يَا رَسُول سَلَام عَلَيكَ

يَا حَبِيبُ سَلَام عَلَيكَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيكَ

أَشْرَقَ الْبَدْرُ عَلَينَا  فَاخْتَفَتْ مِنْهُ الْبُدُورُ

مِثْلَ حُسْنِك مَا رَأَيْنَا  قَطُّ يا وَجْهَ السُّرُورِ

أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ  أنْتَ نُورٌ فَوْقَ نُورٍ

أَنْتَ إِكْسِيرٌ  وَغاَلىِ  أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُورِ

يَا حَبِيب يَا مُحَمَّد يَا عَرُوسَ الخَافِقَينِ

يَا مُؤَيَّد يَا مُمَجَّد  يَا إِمَامَ الْقِبْلَتَينِ 

Baca Juga: Kronologi Lengkap Peristiwa Fathu Makkah

Aduhai Nabi, salam dan damailah engkau

Aduhai Rasul, salam dan damailah engkau

Aduhai kekasih, salam dan damailah engkau

Sejahteralah engkau    

Telah terbit purnama di tengah kita 

Maka tenggelam semua purnama

Seperti cantikmu tak pernah kupandang

Aduhai wajah ceria     

Engkaulah matahari,

Engkau purnama

Engkau cahaya di atas cahaya

Engkau permata tak terkira

Engkau lampu di setiap hati     

Aduhai kekasih, aduhai Muhammad

Aduhai pengantin rupawan

Aduhai yang kukuh, yang terpuji

Aduhai imam dua kiblat, timur dan barat  

Baca Juga: Kisah Imam Abu Hanifah Didemo oleh Masyarakat karena Pendapatnya yang Tidak Sama dengan Mereka

Puisi-puisi ini dinyanyikan dan dihafal oleh masyarakat muslim hampir di seluruh dunia muslim, tak terkecuali Indonesia.

Pada saat puisi-puisi ini dibacakan,  orang-orang yang hadir bangkit berdiri dalam sikap penuh penghormatan terhadap sang Nabi. Mereka membayangkan seakan-akan sang Nabi datang dan hadir di tengah-tengah mereka.

Ini sebuah ekspresi indah yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang punya nurani bersih dan mengerti keindahan sastrawi dan berkebudayaan.

Tulisan ini dilansir dari status Husein Muhammad yang dibagikan di akun Facebook pribadinya pada 4 Oktober 2022.***

 

Editor: Joko W

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah