Laksamana Cheng Ho dan Tokoh Islam yang Jadi Pejabat Tinggi dalam Sejarah China

- 2 April 2022, 21:42 WIB
Laksamana Cheng Ho dan Tokoh Islam yang Jadi Pejabat Tinggi dalam Sejarah China
Laksamana Cheng Ho dan Tokoh Islam yang Jadi Pejabat Tinggi dalam Sejarah China /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Hubungan perdagangan Arab dan Tiongkok akhirnya melabuhkan agama Islam di negeri tirai bambu. 

Laksamana Cheng Ho disebut sebagai tokoh muslim paling fenomenal dalam sejarah China dan punya sejarah khusus dengan Nusantara. 

Laksamana Cheng Ho dicatat memberi peran hadirnya Tionghoa di kepulauan Melayu.

Baca Juga: TERBONGKAR, Selat Malaka Jalur Kontak Dagang Arab dan China, Abad ke-8 Islam Dipeluk Tiongkok

Dikutip BeritaBantul.com dari buku 'Atlas Walisongo' karya Agus Sunyoto, dijelaskan tokoh-tokoh muslim China yang pernah menjadi pejabat tinggi di Tiongkok.

Dijelaskan, saat Dinasti Yuan menaklukkan Tiongkok pada awal abad ke-13, terjadi migrasi besar-besaran orang-orang beragama Islam berkebangsaan Arab, Persia, Turki, dan lain-lain.

Sebagian migran itu datang sebagai pedagang, seniman, tentara, kolonis, dan ada pula yang dibawa sebagai tawanan.

Mereka menetap dan menikah dengan perempuan-perempuan China. Diantara orang-orang Islam tersebut berhasil menduduki jabatan penting dalam pemerintahan Mongol tersebut.

Baca Juga: TERBONGKAR: Saat China Masuk ke Nusantara, Jawa Dikenal Ahli Teknik Pembuatan Kapal Besar

Berikut ini nama-nama tokoh muslim selengkapnya.

1. Abdurrahman yang pada tahun 1244 M menjadi Menteri Keuangan.

2. Umar Syamsuddin alias Sayid Ajall, asal Bukhara yang oleh Kubilai Khan dipercaya mengurusi masalah keuangan sekaligus merangkap jabatan Gubernur Yunnan.

3. Sayid Ajall dan keturunannya, memainkan peranan penting dalam dakwah Islam di Tiongkok.

Dijelaskan juga, Marcopolo yang tinggal di Tiongkok antara 1275—1292 M menuturkan bahwa di berbagai daerah di Yunnan—yang pernah dipimpin Sayid Ajall—terdapat warga muslim.

Bahkan, pada awal abad ke-14 seluruh penduduk Talifu, ibukota Yunnan telah memeluk Islam.

Baca Juga: China Siapkan Senjata Pamungkas Taklukkan Natuna, Indonesia Akan Kalah?

Laksamana Cheng Ho di Nusantara

Agus Sunyoto juga menegaskan, pengaruh Islam dari China yang tidak boleh dilewatkan adalah yang berhubungan dengan kunjungan Laksamana Cheng Ho yang dimulai tahun 1405 M.

Berikut bukti jejak kehadiran Laksamana Cheng Ho di Nusantara.

Pertama, sebelum ke Jawa, Laksamana Cheng Ho singgah terlebih dulu ke Samudera Pasai menemui Sultan Zainal Abidin Bahiansyah dalam rangka membuka hubungan politik dan perdagangan.

Kedua, Tahun 1405 M itu, sewaktu di Jawa, Laksamana Cheng Ho menemukan komunitas masyarakat muslim Tionghoa di Tuban, Gresik, dan Surabaya dengan rincian masing-masing berjumlah seribu keluarga.

Ketiga, tahun 1407 M, Laksamana Cheng Ho singgah di Palembang, menumpas para perompak Hokkian dan membentuk masyarakat muslim Tionghoa.

Baca Juga: Beijing Klaim Siap Kuasai Natuna, Tentara China Terindikasi Sakit Jiwa, Mengenaskan

Pada tahun yang sama, masyarakat muslim Tionghoa juga dibentuk di Sambas.

Keempat, pengaruh muslim Tionghoa dalam penyebaran Islam, setidaknya terlihat pada bukti-bukti arkeologi.

Pada masjid-masjid kuno yang dibangun pada perempat akhir abad ke-15 seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Kudus, dindingnya banyak ditempeli piring porselen dari Dinasti Ming.

Kelima, keberadaan muslim Tionghoa dalam kaitan dengan perkembangan dakwah Islam, telah dicatat di dalam Babad ing Gresik.

Baca Juga: Tersingkapnya Kewalian Gus Dur Saat Beli Durian, Penjualnya Langsung Teriak Menangis

Di sana dijelaskan menuturkan bahwa sewaktu Sunan Dalem (Sunan Giri II) diserang bala tentara dari Sengguruh.

Tentara yang diperintah Sunan Dalem untuk menghadang pasukan Sengguruh di Lamongan adalah Prajurit Patangpuluhan Tionghoa bersenjata api pimpinan Panji Laras dan Panji Liris.

Meski kalah dan kemudian mundur, pasukan muslim Tionghoa Gresik tetap mengawal Sunan Dalem saat mengungsi ke Gumeno.

Pasukan muslim Tionghoa Gresik itu, dicatat pula kepahlawanannya sewaktu membela Panembahan Agung (cucu buyut Sunan Giri) dari serangan pasukan Mataram yang dipimpin Adipati Pekik dan permaisurinya, Ratu Pandansari.

Baca Juga: TERBONGKAR, Rp50 Triliun untuk Jatuhkan Gus Dur dari Kursi Presiden

Pada saat pasukan muslim Tionghoa kalah karena jumlahnya tidak seimbang, pemimpinnya yang bernama Endrasena, ditangkap dan dipenggal oleh pasukan Mataram.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah