Pembunuhan Massal di Bucha, Jerman Buka Fakta terkait Rusia dari Citra Satelit Berlin

- 7 April 2022, 05:39 WIB
Pembunuhan Massal di Bucha, Jerman Buka Fakta Rusia dari Citra Satelit Berlin
Pembunuhan Massal di Bucha, Jerman Buka Fakta Rusia dari Citra Satelit Berlin /Eurasian Times/

BERITA BANTUL - Pembunuhan massal di Bucha Ukraina terus menjadi kontroversi dunia internasional.

Perwakilan Rusia di PBB mengklaim bahwa yang beredar itu semua untuk menyudutkan Rusia.

Pembunuhan massal di Bucha tetap menjadi misteri yang memang disembunyikan Rusia.

Baca Juga: China Main Belakang Incar Kekayaan Natuna, Mampukah Indonesia Mewaspadainya?

Bukan hanya itu, Rusia juga menyebut foto dan video yang beredar itu sebagai provokasi terselubung.

Vladimir Putin juga terus menyiapkan strategi militer yang siap siaga kalau ada tentara lain akan menyerang Moskow.

Siaga penuh Putin akan menjadi bintang utama Rusia yang sekaligus akan terus invasi di Rusia.

Dikutip dari Pikiran-Raktyat.com, dijelaskan bahwa saat ini Jerman buka suara tentang Rusia yang menolak citra satelit sebagai bukti pasukannya membuat tragedi pembunuhan massal warga sipil di Bucha, Ukraina.

Baca Juga: Pidato 5 Menit hanya Diterjemahkan 1 Kata, Diplomat AS Takluk di Tangan Pejabat China Kata Gus Dur

Pemerintah Jerman mengatakan Rusia tidak bisa lagi menolak atau membantah tuduhan citra satelit, yang menunjukkan pasukannya membuat tragedi pembunuhan massal warga sipil di Bucha, Ukraina.

Disampaikan Steffen Hebestreit selaku juru bicara pemerintah Jerman, evaluasi citra satelit menghasilkan kesimpulan bahwa Rusia yang menolak tuduhan tidak lagi dapat dipertahankan.

Sebagai informasi, pejabat Ukraina mengatakan ratusan warga sipil ditemukan tewas di Bucha, wilayah yang sudah ditinggalkan pasukan Rusia, yang menimbulkan kemarahan global.

Bahkan, Presiden Ukraina menyebut temuan pembunuhan massal warga sipil itu merupakan bukti keberadaan kejahatan perang dan genosida.

rusia

Baca Juga: Rusia Disebut Akan Diguncang Kehancuran Ekonomi, Politik Putin Makin Terjepit

Kremlin lantas membantah tuduhan pembunuhan massal itu, kemudian menyebut gambar dari Bucha sebagai rancangan berita palsu yang diproduksi pasukan Ukraina.

Namun kini, juru bicara pemerintah Jerman membeberkan hasil analisisnya.

"Ini adalah temuan kami tetapi seperti yang Anda tahu, kami tidak mengomentari asal atau evaluasi masalah intelijen," ujarnya, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Lebih lanjut, citra satelit yang tersedia di Berlin mencakup periode dari 10-18 Maret 2022 dan menghasilkan kesimpulan bahwa para korban yang terlihat tergeletak di sana setidaknya sejak 10 Maret lalu.

"Bukti yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa pasukan tempur dan keamanan Rusia dikerahkan di daerah ini dari 7 hingga 30 Maret," katanya.

"Mereka terlibat dalam interogasi tahanan yang kemudian dieksekusi. Itu informasi yang kami miliki," tambahnya.

Baca Juga: Tangkal Kapal Perang Angkatan Laut AS, Beijing Jatuhkan Terpedo di Laut China Selatan

Hebestreit menyebut pembunuhan massal yang ditargetkan angkatan bersenjata Rusia adalah bukti Vladimir Putin diam-diam menyetujui pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang.

Senada dengan juru bicara pemerintah, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menolak bantahan Kremlin dan malah menyebut Rusia sedang membuat kebohongan lain.

"Para pelaku dan atasan mereka harus dibawa ke pengadilan - kami mendukung semua upaya untuk mendokumentasikan kekejaman semacam itu dan tanpa henti sampai ke dasar mereka," tegas Scholz.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah