Rudal DF-21, DF-26, dan DF-27 yang akan datang juga disorot sebagai bagian penting dari kemampuan serangan China.
Misi serangan dalam PLA dapat menargetkan fasilitas dan sumber daya penting jauh di dalam jantung Sekutu, serta di luar kawasan Indo-Pasifik.
Kapal selam serang bertenaga nuklir yang dilengkapi dengan rudal jelajah anti-kapal dan rudal jelajah serangan darat bisa menargetkan kapal pengisian ulang di laut milik AS, pusat bahan bakar dan logistik.
Kemampuan ASCM PLA yang cukup besar menjadi perhatian utama pasukan angkatan laut Sekutu. Menurut Goldsmith, karena beberapa alasan.
Di antaranya, ASCM sulit dideteksi dan sulit dilawan, tetapi juga memicu masalah kedalaman tembak dan proliferasi.
Kemampuan sea-skimming melibatkan rudal melesat di atas permukaan air dan meluncur serendah mungkin, menggambarkan mengapa rudal ini sulit dideteksi.
Mereka memanfaatkan kelengkungan bumi dan hanya menampilkannya di radar kapal permukaan target saat melintasi cakrawala.
Ini adalah masalah besar bagi kapal Angkatan Laut Australia, seperti perusak kelas Hobart dan fregat kelas Anzac karena radar array bisa mendeteksi rudal yang masuk berdasarkan garis pandang.
Selain itu, teknologi Swarming, tanda tangan rendah, dan kemungkinan menggunakan umpan dari pada memperumit pengidentifikasian dan penyadapan ASCM China.