Pada hari Senin, Brigade Marinir ke-36 mengatakan sedang mempersiapkan pertempuran terakhir di Mariupol yang akan berakhir dengan kematian atau penangkapan karena pasukannya kehabisan amunisi.
Ribuan orang diyakini telah tewas di Mariupol dan Rusia telah mengerahkan ribuan tentara di daerah itu untuk melakukan serangan baru, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Ukraina menuduh Rusia memblokir konvoi bantuan kepada puluhan ribu warga sipil yang dikatakan masih terjebak di kota itu.
Baca Juga: Dituduh Lakukan Genosida, Putin Bersumpah Lanjutkan Perang di Ukraina
PERINGATAN SENJATA KIMIA
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, seorang pendukung setia Presiden Rusia Vladimir Putin, mendesak warga Ukraina yang tersisa yang bersembunyi di Azovstal untuk menyerah.
"Di dalam Azovstal saat ini ada sekitar 200 orang terluka yang tidak dapat menerima bantuan medis apa pun," kata Kadyrov dalam sebuah posting Telegram.
"Bagi mereka dan yang lainnya, akan lebih baik untuk mengakhiri perlawanan yang tidak berguna ini dan pulang ke keluarga mereka."
Televisi Rusia menunjukkan gambar dari apa yang dikatakannya adalah marinir yang menyerahkan diri di Illich Iron and Steel Works di Mariupol pada hari Selasa, banyak dari mereka terluka.
Baca Juga: Media Beijing: 90 Persen Warganet China Sebut Amerika Dalang Utama Krisis Ukraina