Menag Yaqut soal Toa Masjid, Ketua Ansor Jatim: Ada yang Diplintir, Waspadai Gerakan yang Suka Bikin Gaduh

25 Februari 2022, 15:21 WIB
Menag Yaqut soal Toa Masjid, Komentar Ansor Jatim /facebook/GusYaqut/

BERITA BANTUL - Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadi isu viral di media sosial. Isu soal suara adzan dan suara anjing jadi titik point utama.

Isu viral ini terjadi lantaran potongan video Menag Yaqut saat ditanyai wartawan di Pekanbaru, Riau. 

Dalam potongan vidoe itu yang ramai itu, Manag Yaqut dinilai telah melecehkan agama.   

Baca Juga: Gus Yaqut Gelar Lomba Adzan Nasional, Hadiahnya Rp30 Juta

Terkait hal tersebut, sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari siaran rilis Ansor Jawa Timur, ditegaskan langsung oleh Ketua PW GP Ansor Jawa Timur H.M. Syafiq Syauqi, Lc bahwa ada banyak pandangan dan analisa terkait pernyataan Menag tersebut.

"PW GP Ansor Jawa Timur secara tegas mengingatkan kepada semua pihak untuk bersama-sama mewaspadai pola gerakan lama dan pelaku yang sama yang kembali membuat gaduh dengan melakukan Framing media," tegas Gus Syafiq, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Gus Syafiq menjelaskan, framing media dengan teknik propaganda dan manipulasi informasi masih menjadi pilihan mereka dalam upaya sistematisnya membuat gaduh dan mengganggu stabilitas nasional.

“Tantangan dalam era disrupsi informasi saat ini adalah pola-pola gerakan framing media dengan teknik propaganda dan manipulasi informasi yang menyesatkan publik. Ini yang sedang mereka lakukan dengan memotong secara kejam pernyataan menteri agama,” tegas Gus Syafiq.

Baca Juga: Menag Yaqut terkait Azan dan Anjing, Ketua MUI DIY: Itu Hanya Pelintiran Orang, Cermati Substansi Pokok Pesan

Gus Syafiq menegaskan, Ansor Jatim mencermati dengan detail pergerakan isu dan sentimen sosial media serta siapa yang memainkan isu ini dengan memotong sepenggal pernyataan utuh Menag.

“Framing bukanlah kebohongan. Namun mereka mencoba membelokkan fakta secara halus. Caranya dengan memilih angle (sudut pandang) yang berbeda. Mereka memotong dan mengambil diksi membenturkan antara adzan dengan suara anjing. Masyarakat harus cerdas memahami utuh tentang ini,” tegas Gus Syafiq.

Dalam kajian Ansor Jatim, lanjut Gus Syafiq, tidak ada kata membandingkan atau mempersamakan antara adzan atau suara yang keluar dari masjid dengan gonggongan anjing.

"Menteri Agama justru mempersilahkan bahkan mengajak umat Islam untuk menggunakan pengeras suara sebagai syiar dakwah dan berbagai keperluan masyarakat lainnya sesuai dengan aturan untuk kemaslahatan bersama," tegasnya.

Baca Juga: Menag Yaqut terkait Toa Masjid, 40 Tahun Lalu Gus Dur Menyebutnya Begini, Temukan Rahasianya

Bagi Gus Syafiq, pernyataan Menag itu memberikan banyak contoh tentang sumber kebisingan di tengah masyarakat yang faktual.

"Berbagai contoh kebisingan yang disampaikan Menag itu membuat Menag mengambil benang merah bahwa suara-suara apapun suara itu harus diatur supaya tidak menjadi gangguan," tegasnya.

Gus Syafiq juga mencontohkan sosok Gus Dur yang pernah memberikan catatan kritis soal pengeras suara masjid dalam tulisannya yang terkenal 'Islam Kaset dan Kebisingannya'. 

"Kita semua menjunjung tinggi kaidah Dar’ul Mafasid Muqoddamun Ala Jalbil Mashalih, mencegah kemudharatan itu harus menjadi skala prioritas di atas mengambil kemaslahatan. Saya kira cukup gerakan framing ini dan sudahi saja,” pungkasnya.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler