Sebut Jokowi Seperti Firaun, Ini Kata-Kata Cak Nun yang Kritis tentang Kondisi Indonesia

17 Januari 2023, 22:40 WIB
Sebut Jokowi Seperti Fir'aun, Ini Kata-Kata Cak Nun yang Kritis tentang Kondisi Indonesia /youtube @caknun/

NASIONAL - Sebut Jokowi Seperti Firaun, Ini Kata-Kata Cak Nun yang Kritis tentang Kondisi Indonesia.

Viral potongan video yang mengetengahkan sosok Cak Nun memberikan kritik kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Presiden Jokowi disebut Cak Nun sama dengan Firaun, sedangkan Anthony Salim disebut sama dengan Qarun. 

Baca Juga: Biografi Singkat Cak Nun, Sedang Ramai Dibahas Karena Sebut Jokowi Firaun

Sementara Luhut Binsar Pandjaitan disebut seperti Haman. Negara Indonesia disebut dipegang penuh oleh Firaun, Haman, dan Qarun itu. 

Video potongan itu viral dimana-mana, menjadi bahan perbincangan warganet di berbagai plarform media sosial. 

Emha Ainun Najib atau sering disapa Cak Nun memang dikenal sosok budayawan yang selalu kritis membaca berbagai fenomena sosial politik di Indonesia.  

Berikut adalah kumpulan kata-kata kritis Cak Nun yang tajam dan menggelitik nalar dan hati nurani.

1. Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang.

Baca Juga: Makna Lagu Sluku Sluku Bathok Menurut Cak Nun, Tembang yang Diciptakan Sunan Kalijaga

2. Seseorang tidak akan memperjuangkan perubahan dari ketidakbenaran menjadi kebenaran ketika yang harus ia perlihara adalah kemapanannya dalam ketidakbenaran.

3. Kalau kau cukup makan sepiring nasi, kenapa harus sepiring setengah. Kalau kesehatanmu cukup dipenuhi dengan sebiji tempe, kenapa ambil dua?

4. Kebanyakan orang tak bisa tidur, mereka hanya tertidur, karena sepanjang siang dan malam hari mereka diberati oleh dunia.

5. Pelajaran terpenting bagi calon pemimpin adalah kesanggupan menjadi rakyat. Barangsiapa sanggup menjadi rakyat yang baik, itulah pemimpin yang baik. Maksudnya, Sikap mental seorang pemimpin haruslah sikap mental kerakyatan.

6. Orang boleh salah, agar dengan demikian ia berpeluang menemukan kebenaran dengan proses autentiknya sendiri.

7. Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan ini adalah perlombaan dalam kebaikan. Bukan perlombaan keunggulan satu sama lain.

8. Kesedihan boleh ada, tapi jangan ada kebencian kepada siapapun.

9. Ada orang yang mengkritik tapi tidak memberi jalan keluar. Ada orang yang memberi jalan keluar tanpa mengkritik.

Baca Juga: Gus Baha Langsung Kasih Ijazah, Amalkan Kalau Ingat Saja, Baca Doa Ini Saat Masuk Rumah

10. Bukanlah hidup kalau sekadar untuk mencari makan, bukankah sambil bekerja seseorang bisa merenungkan suatu hal, bisa berzikir dengan ucapan yang sesuai dengan tahap penghayatan atau kebutuhan hidupnya, bisa mengamati macam-macam manusia, bisa belajar kepada sebegitu banyak peristiwa. Bisa menemukan hikmah-hikmah, pelajaran dan kearifan yang membuat hidupnya semakin maju dan baik.

11. Kebanyakan manusia berjuang mengada-adakan dirinya. Menonjol-nonjolkan dirinya, bahkan untuk itu mereka meniadakan mahluk selainnya. Sampai tega meniadakan Tuhannya, itulah kematian.

12. Dakwah yang utama bukan berupa kata-kata. Melainkan dari perilaku. Orang yang berbuat baik sudah berdakwah.

13. Peraturan dan undang-undang tidak selalu sama dengan keadilan, ia bahkan bisa saja bertentangan dengan prinsip keadilan. Undang-undang memiliki relativitasnya sendiri dan tidak mutlak sebagaimana firman Tuhan.

14. Hidup ini bukan kamu sukses atau tidak, bukan menang atau kalah. Tapi Hidup di dunia ini apakah kamu bertahan berjuang bergantung pada Allah dalam keadaan apapun juga.

Baca Juga: Setan Ingin Manusia Tidak Shalat dan Zina Semua, Simak Nasihat Gus Baha Agar Rencana Setan Gagal Total Semua

15. Yang lebih kalian cari bukanlah kebaikan melainkan kekayaan, yang lebih kalian buru bukanlah keluhuran melainkan kenyamanan, dan pada posisi seperti itu kalian selalu merasa lebih tinggi derajat dibanding orang kecil.

16. Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah?

17. Biasanya yang paling serakah dan paling memahami teori, metode, dan praktek keserakahan adalah orang-orang pandai.

18. Kebanyakan manusia berjuang mengada-adakan dirinya. Menonjol-nonjolkan dirinya, bahkan untuk itu mereka meniadakan mahluk selainnya. Sampai tega meniadakan Tuhannya, itulah kematian.

19. Sunnah Rasul yang paling mendasar adalah akhlaknya, bukan kostumnya. Orang yang disukai Tuhan adalah orang yang menyebut dirinya buruk, biso rumongso (merasa tidak bisa), enggak rumongso biso (merasa paling bisa).

20. Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, malah menjadikannya tinggi hati.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Protes Istrinya Saat Ia Nonton Sinetron Mak Lampir, Begini Kisah Sebenarnya

21. Menyepi itu penting, supaya kamu benar-benar bisa mendengar apa yang menjadi isi dari keramaian.

22. Sunnah Rasul yang paling mendasar adalah akhlaknya, bukan kostumnya. Orang yang disukai Tuhan adalah orang yang menyebut dirinya buruk, biso rumongso (merasa tidak bisa), enggak rumongso biso (merasa paling bisa).

23. Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik.

Demikian Kata-Kata Cak Nun yang Kritis tentang Kondisi Indonesia.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler