Kisah Habib Munzir Al Musawa Kagum Menyaksiakan Ketawadhuan Mufti Tarim Yaman

- 8 Februari 2022, 23:56 WIB
Kisah Habib Munzir Al Musawa Kagum Menyaksiakan Ketawadhuan Mufti Tarim Yaman
Kisah Habib Munzir Al Musawa Kagum Menyaksiakan Ketawadhuan Mufti Tarim Yaman /Tangkapan layar Instagram/ @galeri_habibmunzir_almusawa/

BERITA BANTUL – Al Habib Munzir Al Muswa pernah belajar di Tarim Yaman. Ia belajar langsung kepada Habib Umar Bin Hafidz. Ada kisah menarik dan unik pernah dialami oleh Habib Munzir Al Musawa, Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari akun facebook Majelis Rasulullah SAW.

Selama belajar di Yaman, beliau mempelajari Tafsir Al Qur’an, mempelajari ilmu hadits, Nahwu sharaf tata bahasa Arab, dan lain-lain, yaitu ilmu-ilmu pendukung untuk memahami ajaran agama Islam. Setelah Kembali dari Yaman.

Habib Munzir kembali ke Jakarta dan memulai merintis berdakwah mendatangi rumah warga dari pintu ke pintu. Pada tahun 1998. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan perjalanan dakwahnya.

Baca Juga: Karomah Abah Guru Sekumpul Taklukkan Seoarang Preman yang Kejam

Habib Munzir mulai membuka majelis pengajian setiap Senin malam Selasa. Kemudian majelis pengajiannya itu diberi nama: Majelis Rasulullah, yang mana jamaahnya terdiri dari anak-anak muda.

Sewaktu Habib Munzir belajar agama Islam di Yaman itulah beliau punya pengalaman unik, yaitu beliau salah sangka terhadap seorang kakek. Nah, bagaimana ceritanya, mari kita simak langsung dari Habib Munzir berikut ini:

Al Habib Munzir Al Musawa “Saat saya ke Tarim Hadramaut Yaman, (1994-1998), saya duduk hadir di suatu majelis yang penuh sarat dengan para ulama kelas satu. Disana ada empat mufti, saya tidak mengenal mereka karena baru datang dari Indonesia.

Baca Juga: Amalkan Doa Ini Agar Bisnis Lancar, Ijazah dari Habib Umar Bin Hafidz Yaman

Karena halaqah sudah penuh padat, saya duduk di paling belakang, di sebelah saya orang-orang yang menyiapkan kopi dan suguhan untuk para hadirin.

Di sebelah mereka duduk seorang sepuh bertampang biasa saja, saya mencium tangannya bukan karena apa apa, tapi karena ia sudah sepuh.

Dalam hati saya membatin, bahwa dia ini bukan ulama apa apa, cuma sepuh saja, kalau dia ulama mestilah ia duduk di shaf depan atau terdepan, bukan duduk di sebelah tukang pembagi kopi dengan gelas-gelas yang ribut dan air bertumpahan kemana-mana.

Selepas majelis bubar, semua orang berdesakan menyalaminya, termasuk ulama ulama sepuh yang di shaf terdepan. Saya bingung dan bertanya tanya, ini kan cuma orang sepuh yang duduk di paling belakang?

Baca Juga: Kisah Proposal untuk Pejabat, Gus Mus Kepada Gus Yahya: Jangan Sembarangan Mencari Uang!

Ternyata ia adalah Almarhum Syeikh Fadhl ba fadhl, pimpinan majelis para mufti di Tarim hadramaut. Ia pimpinan mufti, namun karena tawadhu’ dan merendah dirinya, ia tidak mau maju ke depan karena datang terlambat, saya jadi sangat malu.

Ringkasnya saudaraku, berhati-hati atas guru yang mengajar hal-hal yang mudah. Mungkin ia mengajar hal yang mudah di jamaah itu, namun mengajar hal-hal yang jauh di atas pemahaman kita di kelompok murid-murid lainnya. ***

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah