7 Kiat Sukses KH Junaidi Hidayat Jombang dalam Inovasi Pendidikan Pesantren

6 Juni 2022, 11:35 WIB
7 Kiat Sukses KH Junaidi Hidayat Jombang dalam Inovasi Pendidikan Pesantren /aqobahinternational.sch.id/

BERITA BANTUL - Inovasi pendidikan di pesantren membutuhkan kiat khusus dalam menjawab tantangan di masa depan. 

KH Junaidi Hidayat Jombang punya tujuh kiat sukses dalam inovasi pendidikan di pesantren. 

Pesantren Al Aqobah Diwek Jombang yang dikelola KH Junaidi Hidayat jadi bukti nyata inovasi pendidikan sangat penting dilakukan. 

Baca Juga: Penghargaan British Council untuk 2 Kader NU Inggris, PCI UK: Prestasi Santri Diakui Dunia

Menurut pakar pendidikan pesantren, KH Dr Jamal Ma'mur Asmani, lembaga pendidikan harus mampu melihat potensi anak yang dahsyat. 

Kiai Jamal, sapaannya, melihat dalam mengelola potensi anak membutuhkan langkah cerdas sekaligus contoh nyata untuk menjawab tantangan kekinian. 

Contoh nyata sekaligus langkah cerdas itu, menurutnya, telah dilakukan oleh Pengasuh Pesantren Al Aqobah Jombang KH Junaidi Hidayat. 

"Saat saya ngaji di Pesantren Al Aqobah, santrinya adalah mahasiswa. Saat itu sudah merintis SMP. Kini, setelah 19 tahun, Pesantren Al Aqobah melesat luar biasa," tegas Kiai Jamal, dosen di Institute Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) Kajen Pati, 6 Juni 2022.

Baca Juga: Gus Awis Jombang dengan Prestasi Internasional, Hafal Qur'an 4 Bulan

Kiai Jamal menyebut, sekarang sudah ada Al-Aqobah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

"Inovasi terbaru adalah AIS (Aqobah International School) yang menggunakan dua bahasa internasional (arab-inggris) sebagai bahasa pengantar, termasuk dalam memberikan makna pada kitab kuning," tegas Kiai Jamal yang juga Pengasuh Pesantren Inaratud Duja Pati.

Menurut santri Kiai Sahal Mahfud ini, ada beberapa kiat sukses yang diterapkan KH. Junaidi Hidayat sehingga mampu membawa prestasi gemilang di lembaga pendidikannya.

"Pertama, berorientasi pengembangan potensi anak didik. Setiap anak adalah genius. Potensi setiap anak sangat unik, sehingga harus digali dan dimunculkan agar tampak ke permukaan dan dikembangkan untuk kepentingan individu, keluarga dan masyarakat luas," tegasnya.

Baca Juga: Cucu Sultan yang Viral Makan di Angkringan Ternyata Seorang Pebalap Motorsport yang Banyak Prestasi

Baginya, tidak ada anak yang bodoh. Tidak boleh menganggap anak bodoh dan ketinggalan zaman. Anak adalah anugerah terbesar Allah kepada orangtua, masyarakat, dan bangsa.

"Tugas lembaga pendidikan adalah menggali dan mengembangkan potensi-bakat spesifik setiap anak. Anak harus menikmati pendidikan secara nyaman sehingga bisa memunculkan dan mengembangkan potensi terbesarnya," katanya.

Sedangkan yang kedua, lanjutnya, adalah berorientasi substansi, bukan formalitas.

"Dalam menjalankan idealismenya, KH Junaidi Hidayat lebih menekankan-memprioritaskan substansi lembaga pendidikan dalam mengembangkan ilmu, meningkatkan life skills dan pemantapan aspek moralitas-spritualitas," katanya.

Baca Juga: Tidak Bisa Ikut Demo, Mahasiswa UNY Ini Sibuk Raih Penghargaan Ikuti Kompetisi Internasional

Aturan pemerintah diikuti dalam standar minimal. Selebihnya adalah fokus pada realisasi substansi pendidikan yang ingin menghantarkan kesuksesan anak didik.

"Salah satu contoh dalam hal ini adalah moving class (berpindah-pindah kelas) sesuai dengan bidang studi yang dikaji, belajar tidak hanya di kelas, tapi bisa di ruang terbuka, di gazebo-gazebo, dan lain-lain," tegasnya.

Menurutnya, hal tersebut membuat anak fresh, tidak jenuh, kreativitas muncul dan berkembang, dan imajinasi meningkat tajam.

Baca Juga: Kiai Sahal Belajar Ilmu Tingkat Tinggi dari Syekh Yasin Al Fadani Saat Haji di Makkah

Adapun yang ketiga, kata Kiai Jamal, adalah menggabungkan berbagai inovasi metode pembelajaran.

"KH Junaidi Hidayat mampu melakukan sintesa dari berbagai metode pembelajaran yang terbukti interesting dan efektif. Di Pondok Al-Aqobah ada metode Amtsilati Jepara yang digagas KH. Taufiqul Hakim. Juga ada metode penguasaan bahasa Arab-Inggris ala pondok Gontor," tegasnya.

Menurutnya, berbagai metode pembelajaran yang terbukti efektif ini digabung sehingga menghasilkan prestasi demi prestasi yang menakjubkan.

Kiai Junaidi juga aktif mengamati, menyerap, dan memahami metode-metode pendidikan yang muncul sehingga bisa diadaptasi dan dikombinasi secara sinergis dengan berbagai metode yang ada.

Baca Juga: Siswa MTsN 1 Pati Raih Penghargaan Internasional Usai Teliti Pemanfaatan Ampas Tebu

Sedangkan yang keempat, lanjutnya, adalah selalu berkonsultasi dengan pakar.

"KH Junaidi Hidayat punya pengalaman sebagai Kepala Sekolah Aliyah di Madrasah Salafiyyah Syafi'iyyah Tebuireng selama dua periode. Pengalaman ini sangat berharga ketika beliau merintis dan mengembangkan lembaga pendidikan," tegasnya.

Salah satu yang dilakukan dalam mengelola pendidikan, katanya, adalah selalu belajar, berdiskusi, dan bertanya kepada pakar-ahlinya.

"KH Junaidi Hidayat mempunyai konsultan pendidikan sebagai tempat mendiskusikan berbagai problema pendidikan," katanya.

Bagi Kiai Jamal, kreativitas dan inovasi selalu berpijak kepada ilmu. Inilah yang membuat gebrakan KH Junaidi Hidayat selalu dalam kerangka yang tepat. Pembaruan yang dilakukan berbasis pengetahuan.

Baca Juga: Curi Ikan KH Chudlori Tegalrejo, Gus Dur Pesta Makan Bersama Para Santri

Sementara yang kelima, menurut Kiai Jamal, adalah mengedepankan profesionalitas.

"Dalam mengelola pendidikan, profesionalitas menjadi core value yang menjadi ruh organisasi. Profesionalitas manajemen, guru, tenaga pendidikan, anak didik, orangtua santri, dan lain-lain diprioritaskan," tegasnya.

Jika profesionalitas tidak diprioritaskan, katanya, maka lembaga pendidikan akan menghadapi problem yang menghambat idealisme, yakni mengantar kesuksesan anak didik sesuai potensi terbesarnya.

"Menegakkan profesionalitas dibutuhkan manajemen amanah dan fathanah, sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang kreatif-kompetitif, anak didik yang semangat tinggi, dan lingkungan sosial yang kondusif," tegasnya.

Baca Juga: Menangis Hutang Jatuh Tempo, Kisah Santri Rasakan Karomah Kiai Hamid Pasuruan

Kiai Jamal kemudian menjelaskan yang keenam, yakni pendidikan yang mandiri.

Menurutnya, KH Junaidi Hidayat bermimpi lembaga pendidikan modern pada saatnya harus meniru Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Ploso Kediri, Kajen Pati, dan Sarang Rembang.

Pondok ini bisa secara mandiri merancang kurikulumnya yang terbukti menghasilkan outputs (mutakharrijin-mutakharrijat) yang bermanfaat di tengah masyarakat dengan kualitas tinggi.

Spirit 'kemandirian kurikulum ala pondok salaf' ini harus terus terpatri dalam diri praktisi pendidikan di Indonesia supaya mampu menghasilkan kader-kader handal masa depan yang mampu membangun bangsa di berbagai aspek kehidupan.

"Kurikulum mandiri namun mampu menjadi 'magnet' masyarakat menjadi bukti nyata bahwa masyarakat mengharapkan lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat secara riil," katanya.

"Kebutuhan masyarakat inilah yang harus digali, ditangkap, dirumuskan, dan dilaksanakan secara optimal sehingga masyarakat 'puas' dengan layanan pendidikan yang diberikan," tambahnya lagi.

Baca Juga: KH Junaidi Hidayat Jombang, Kiai Inovator Pendidikan Pesantren yang Sarat Prestasi

Sedangkan yang ketujuh adalah berani berpikir di luar kotak.

Menurut Kiai Jamal, prestasi demi prestasi yang diraih KH Junaidi Hidayat tidak lepas dari keberaniannya berpikir di luar kotak, di luar mainstream, tidak konvensional, dan tidak monoton.

"Jika cara berpikirnya sesuai arus umum, maka hasilnya juga seperti yang biasa dilihat, biasa-biasa saja, tanpa ada lompatan signifikan," tegasnya.

Kiai Junaidi dipahaminya selalu mencari cara baru, metode baru, dan inovasi baru yang mendinamisir potensi anak didik sampai ke level tertinggi. 

Makanya, katanya, yang bisa dilakukan untuk capai level tertinggi itu adalah ruh yang menjadi pondasi lembaga yang tertanam kuat.

Baca Juga: Baca Amalan Ini, Agar Anak Rajin Mengaji dan Betah di Pondok Pesantren, Ijazah dari Lora Ismael Amin Kholil

Tujuh kiat sukses tersebut, menurutnya, menjadi paradigma baru yang dijalankan KH Junaidi Hidayat dalam memahami dan mengelola lembaga pendidikan. Prestasi demi prestasi tidak lepas dari tujuh kiat sukses itu.

"Semoga inspirasi hebat KH Junaidi Hidayat ini membawa kemajuan bangsa dengan lahirnya kader-kader hebat masa depan, amiin," pungkasnya.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler