Peradaban dan Kebudayaan Memiliki Arti Yang berbeda?

11 November 2022, 12:50 WIB
Sumber Gambar: Google /

Baca Juga: ‘Kesabaran’ Puisi Chairil Anwar Tentang Sabar dan Menunggu

Peradaban dan kebudayaan memiliki arti yang berbeda.

Dalam bahasa Inggris istilah civilization yang berarti peradaban dan culture yang berarti kebudayaan.

Kebudayaan dapat dikatakan sebagai blueprint bagi kehidupan manusia.

Dikutip dalam buku “Sejarah Peradaban Islam” yang ditulis oleh Dudung Abdurrahman, dkk. dijelaskan bahwa:

Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban seringkali diberi arti sama dengan kebudayaan. Dalam bahasa Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut, yakni istilah civilization untuk peradaban dan culture untuk kebudayaan.

Dan dalam bahasa Arab, dibedakan antara kata tsaqafah (kebudayaan), kata hadlarah (kemajuan), dan tamaddun (peradaban). Sedangkan dalam bahasa Melayu istilah tamaddun dimaksudkan untuk menyebut keduanya.

Antara dua istilah tersebut memang berbeda dalam pemaknaan dan penerjemahanya.  

Istilah culture dalam bahasa Jerman, diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan civitization, karena kata culture dalam bahasa jerman itu bersifat lebih inklusif daripada culture dalam bahasa Inggris.

Baca Juga: Kalau Hidupmu Sedang Terpuruk, Baca Saja Doa Ini Kata Gus Baha

Pengertian peradaban dibedakan secara cukup jelas oleh A.A.A. Fyzee. Menurutnya, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena kata tersebut diambil dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti menjadi seorang warganegara yang berkemajuan.

Dalam hal ini peradaban dapat diartikan menjadi dua cara yaitu,  proses menjadi berkeadaban dan suatu masyatakat manusia yang sudah berkembang atau maju.

Berdasarkan pengertian terakhir diatas, suatu peradaban ditunjukan dalam gejalah-gejalah lahir, misalnya memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembagunan, pengangkutan, dan sebagainya).

Sehingga memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.

Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis disatu sisi dan bersifat antropologis disisi lain.

Istilah kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia.

Untuk sampai ke tingkat berkebudayaan didukung oleh proses melatih dan megembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa culture adalah  civilization dalam arti pengembangan jiwa.

Para sarjana sosiologi mengartikan istilah culture lebih luas, misalnya Tylor mendefinisikan culture sebagai berikut:

“culture … is that complex whole which includes knowlogde, belief, art, moral, law, costom, and any capabilities and habits acquired by man as a member of society”.

Definisi ini memberikan pemahaman bahwa kebudayaan dapat dilihat sebagai sebuah sistem yang terdiri atas ide-ide atau gagasan, atau kelakuan sosial dan benda-benda kebudayaan.

Unsur-unsur kebudayaan juga mengcakup seluruh kebudayaan mahkluk manusia dan menunjukan ruang lingkup dari kebudayaan serta isi dari konsepnya.

Akan tetapi jika dihubungkan secara fungsional antara kebudayaan dan usaha-usaha manusia dalam kehidupan kemasyarakatan, maka kebudayaan dapat dilihat sebagai pengetahuan manusia yang digunakan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi sebagai pedoman untuk bertindak sesuai dengan lingkungan tersebut.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah blueprient bagi kehidupan manusia.***

Sumber: Buku Sejarah Peradaban Islam, yang ditulis oleh Dudung Abdurrahman , dkk.

 

Penulis: Nurul Faeda, Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Yogyakarta.

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: Sejarah Peradaban Islam

Tags

Terkini

Terpopuler