BERITA BANTUL - KH Abdullah Schal adalah pengasuh Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan Madura.
Ra Dulla, sapaan masa mudanya, menjalani masa belajar di berbagai pesantren di Jawa Timur dan kemudian melabuhkan dirinya di Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Di Krapyak, Ra Dulla belajar kepada KH Ali Maksum, sang pengasuhnya saat itu.
Baca Juga: Nasab KH Abdullah Schal Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan Sampai Kepada Rasulullah
Ra Dulla mengalami fase belajar cukup lama di Pesantren Sidogiri Pasuruan di bawah asuhan KH Nawawie Cholil.
12 tahun Ra Dulla mengaji di Pesantren Sidogiri, yakni mulai tahun 1952 sampai 1964.
Di sela-sela di Sidogiri itu, Ra Dulla mengaji kilatan di Pesantren Sarang di bawah asuhan KH Zubair Dahlan dan di Pesantren Lasem di bawah asuhan Syekh Masduqi.
Fase berikutnya adalah belajar di Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan KH Ali Maksum, Rais Aam PBNU 1981-1984.
Baca Juga: Kesederhanaan KH Abdullah Schal Pengasuh Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan
Sebagaimana dikutip dari buku 'Sang Pengembara di Samudra Ilmu serial biografi KH. Abdullah Schall buku pertama', dijelaskan masa-masa belajar Ra Dulla di bawah yang didirikan KH. Munawwir, salah seorang santri Syaikhona Kholil.
Saat belajar di Krapyak ini, Ra Dulla kuliah di Institut Agama Islam (IAIN) Sunan Kalijaga.
Sebelum resmi jadi santri di Krapyak, Ra Dulla diuji langsung KH Ali Maksum sebagai pengasuhnya. Kiai Ali selalu menguji sendiri seluruh santri baru sebelum diterima mondok di Krapyak.
Ra Dulla ditanyakan terlebih dulu kisah ngajinya di berbagai pesantren sebelumnya.
Baca Juga: Kisah KH Abdullah Schal Bangkalan Ngaji di Pesantren Sidogiri Pasuruan
Kemudian, KH Ali Maksum langsung menyodorkan beberapa kitab kuning kosong untuk dibaca Ra Dulla dan disodorkan beberapa pertanyaan mengenai isi kitab tersebut.
Ra Dulla langsung membaca kitab dengan lancar tanpa kesalahan sedikitpun dan mampu menjawab semua pertanyaan KH Ali Maksum.
Selain ngaji di Krapyak, Ra Dulla juga kuliah di IAIN Sunan Kalijaga. Saat mau daftar, ia ditolak karena tidak memilki ijazah formal.
Namun, ada surat keterangan rekomendasi dari KH Ali Maksum yang akhirnya Ra Dulla diterima.
Di IAIN Sunan Kalijaga, Ra Dulla masuk Fakultas Adab.
Ra Dulla juga fokus mengkaji ilmu manajemen pendidikan dan tata cara mengajar. Ini dijadikan bekal untuk mengembangkan Pesantren Demangan kelak yang akan diasuhnya.
Terbukti, saat dirinya menjadi pemimpin di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Demangan. Di samping menerapkan sistem salaf di Pesantren, juga menerapkan sistem pendidikan formal.
Saat ini sudah lengkap, mulai tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Ra Dulla sempat akan dinikahkan dengan putri gurunya, KH Ali Maksum. Tapi dengan penuh tawadlu, ia meminta maaf dengan belum siap menikah dan masih ingin belajar.
Selama 2 tahun berada di Krapyak, kemudian Ra Dullah kembali ke Demangan Bangkalan.***