Tak Ingin Ada Darah di Madinah, Sayyidina Husein Temui Ajal Demi Kebenaran yang Disuratkan Jibril

14 Juli 2022, 08:53 WIB
Sayyidina Husein tak mau ada pertimpahan darah di Madinah, makanya ia segera pergi ke Irak /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Tak ingin ada darah di Madinah, Sayyidina Husein akhirnya temui ajalnya demi kebenaran yang diyakininya sebagaimana pernah disuratkan Malaikat Jibril.

Sayyidina Husein tak ingin ada perang di Madinah dan Makkah, dua kota suci yang dicintai kakeknya, Rasulullah SAW.

Karenanya, Sayyidina Husein memilih keluar menuju Irak untuk mempertahankan kebenaran yang diyakini, walaupun nyawa menjadi taruhannya. 

Baca Juga: Rahasia Kecerdasan Muawiyah dan Kebijaksanaan Sayyidina Hasan Cucu Rasulullah

Demi sebuah kebenaran, Sayyidina Husein tak ada rasa takut sedikitpun. Ia bukan penakut untuk mempertahankan kebenaran. 

Jiwa kesatria Sayyidina Husein tak lain adalah warisan ayahandanya Imam Ali dan amanat kakeknya, Rasulullah SAW. 

Dalam traktat perjanjian antara Sayyidina Hasan dan Muawiyah, disepakati bahwa setelah Muawiyah selesai menjadi khalifah, maka harus ada musyawarah untuk memilih khalifah. 

Perjanjian itulah yang disepakati, sehingga Sayyidina Hasan menyerahkan kursi khalifah kepada Muawiyah di Syam. 

Baca Juga: Sebelum Tragedi Karbala Terjadi, Kata Gus Baha: Nabi Sering Menyampaikan Persoalan Ini Kepada Para Sahabat

Sayyidina Hasan memilih turun dari khalifah untuk menghindari fitnah dan menjaga perdamaian umat Islam. Itu dijalani sampai detik wafatnya.

Menurut Syekh Yusri Mesir, setelah wafatnya Sayyidina Hasan, Sayyiduna Muawiyah dirayu oleh warga Syam untuk menjadikan Yazid sebagai calon pemimpin setelah beliau.

Sayyiduna Muawiyah juga mengira bahwa telah selesai perjanjian dengan Sayyidina Hasan untuk menyerahkan kekuasaan pada syura (musyawarah), sebab Sayyidina Hasan sudah meninggal.

Itulah pemahaman beliau. Pemahaman yang berbeda dengan Sayyidina Husein yang memandang bahwa perjanjian itu adalah perjanjian dengan umat bukan dengan Sayyidina Hasan saja.

Sayyiduna Husein memandang bahwa Yazid tidak berhak berkuasa setelah ayahnya, di samping Yazid juga terkenal dengan reputasi yang sangat buruk.

Baca Juga: TERBONGKAR, Abu Thalib Sebut Agama Nabi Muhammad Sebagai yang Terbaik bagi Manusia

Yazid dibaiat oleh seluruh warga Syam yang biasa dengan sistem kerajaan. Warga Madinah menolak baiat. Sementara warga Irak, sebagian berbaiat, sebagian tidak. Warga Mesir masih berpikir, melihat situasi.

Sayyiduna Husein memilih untuk beribadah sampai mati dan tidak mau berbaiat, tidak punya keinginan untuk berkuasa.

Warga Irak mengirim surat menyatakan bahwa mereka berjanji setia untuk menjaga keamanan Sayyidina Husein dalam mengambil sikap apapun yang beliau pilih.

Sayyiduna Husein memang ingin keluar dari Makkah dan Madinah, karena beliau mengetahui Yazid tidak akan membiarkan beliau tanpa baiat. Yazid akan berani menyerang Makkah atau Madinah jika beliau berada di sana.

Baca Juga: Ucapan Abu Thalib yang Paling Fenomenal dalam Membela Dakwah Nabi Muhammad

Sayyiduna Husein tidak ingin kedua tanah mulia itu diserang. Yazid yang mengetahui keinginan Sayyidina Husein untuk datang ke Irak, segera melancarkan berbagai hadiah, rayuan dan janji agar warga Irak berpihak padanya.

Sayyiduna Husein keluar menuju Irak.

Beliau keluar. Sebelumnya sudah dinasehati oleh Farazdaq agar tidak pergi, karena warga Irak itu bersama Sayyidina Husein secara hati, tapi pedang di tangan mereka siap membunuhmu.

Sayyiduna Husein keluar menuju Irak. Beliau tahu persis akan dibunuh di Karbala. Beliau sangat mengetahui hal itu.

Sayyiduna Jibril 'alahi as-salam sudah memberitahukan tentang hal itu pada Sayyidina Rasulullah (shalawat dan salam untuk beliau) saat Sayyiduna Husein masih kecil.

Bahkan Sayyidina Jibril membawa segumpal tanah Karbala pada beliau.

Baca Juga: Rahasia Kemuliaan Sayyidina Husein Cucu Rasulullah yang Membuat Yahudi Terkagum-kagum

Begitulah. Beliau keluar untuk menemui takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT. Keluar bukan untuk mencari kekuasaan. Tapi menunjukkan bahwa beliau menolak sistem kekuasaan yang ada.

Beliau meninggal pada Dhuha hari Asyura. Padahal di shalat fajarnya, Sayyiduna Husein menjadi imam untuk kedua pasukan yang paginya bersama beliau dan membunuh Beliau.

Mesir dimuliakan dengan keberadaan kepala Sayyidina Husein, badan beliau di Karbala.

Syekh Yusri berkata, “Aku meyakini bahwa Allah SWT mengumpulkan badan dan kepala beliau di Mesir.”

Kita mencintai ahli al-bait karena cinta pada Rasulullah SAW.

Barang siapa meninggal dalam keadaan mencintai Ahlul Bait maka meninggal dengan pahala seorang syahid.

Baca Juga: LANGIT IKUT MENANGIS, Perkataan Terakhir Sayyidah Zainab Saat Kepala Sayyidina Husein Terpenggal

 

Keterangan tersebut dikutip dari catatan Hilma Rosyida Ahmad Mesir dari facebook pribadinya yang diunggah pada 9 September 2019.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler