Bukti Karomah dan Kesaktian Gus Dur, bagi yang Merasakan Langsung Terkagum-kagum

12 Desember 2022, 13:13 WIB
Bukti Karomah dan Kesaktian Gus Dur, bagi yang Merasakan Langsung Terkagum-kagum /facebook/udin/

TOKOH - Bukti Karomah dan Kesaktian Gus Dur, bagi yang Merasakan Langsung Terkagum-kagum.

Bukti karomah atas kewalian KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) banyak disaksikan para kiai, ulama, dan habaib. 

Mereka yang jadi saksi atas karomah dan kesaktian Gus Dur menyadari sepenuhnya atas keistimewaan yang dimiliki cucu Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari ini. 

Baca Juga: Ketajaman Firasat Politik Gus Dur, Dari Hikmah Para Wali Menjadi Presiden RI

Kisah-kisah keistimewaan Gus Dur bukan saja dirasakan para santri dan kiai, tapi juga disaksikan para pejabat negara dan tokoh lintas agama. 

Gus Dur dikenal pejuang kemanusiaan yang tak pernah membeda-bedakan latarbelakang siapa saja yang dihadapi. 

Semua yang bertemu Gus Dur merasakan sosoknya yang nyaman dan selalu membahagiakan siapa saja. Gus Dur bahkan dikenal selalu memberikan uang amplopnya kepada tamu yang tak dikenal sekalipun. 

Kisah berikut ini diceritakan sosok kiai muda yang merasakan langsung getarakan karomah Gus Dur. Ia adalah KH Ahmad Gholban Aunirrahman dari Jember, masih keturunan KH Muhammad Shiddiq Jember.

Ia mengisahkan kisah nyata yang dialaminya sebagai bukti kesaksian atas keistimewaan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini. Ia menyebut Gus Dur sebagai sufi dan kiai penyayang.

Baca Juga: 16 Kata Mutiara KH Maimoen Zubair yang Menggetarkan Hati, Menandai Hidup Berkah dan Bahagia

"Sepulang dari Mesir, saya sering diajak keliling silaturahmi ke beberapa kiai oleh almarhum ayah KH Nadhir Muhammad," katanya.

Ia juga mengisahkan bahwa dirinya masih punya sifat sedikit 'nakal' saat sowan kepada para kiai.

"Di antara sifat 'nakal' saya ketika diajak silaturahmi itu adalah saya mencoba berdzikir di hati dengan satu dzikir ketika sedang bertamu hanya untuk mengetahui apakah kiai tersebut mengetahui dzikir di hati saya atau tidak," kisahnya.

Ternyata, yang dilakukan itu juga ulang saat sowan kepada Gus Dur di Ciganjur.

"Sifat 'nakal' ketika masih muda yang tidak perlu ditiru. Hingga pada saat silaturahmi ke Gus Dur di Ciganjur, hal itu pun saya lakukan," tuturnya. 

Saat sowan Gus Dur di Ciganjur, ia menjadi saksi atas keistimewaan Ketua Umum PBNU sejak 1984-1999 itu.

"Betapa kagumnya saya ketika hendak berpamitan ternyata Gus Dur 'mengetahui' dzikir di hati saya tersebut bahkan meminta saya untuk membacanya setiap hari," katanya.

Baca Juga: Strategi Mendidik Anak di Rumah Menurut Dr KH Jamal Ma'mur Asmani

Karena peristiwa itu, ia meyakini bahwa Gus Dur punya karomah yang luar biasa.

"Dari situ saya meyakini kalau Gus Dur ini bukan hanya kiai, namun sudah menjadi Kiai Sufi," katanya.

Kekaguman atas sosok Gus Dur tidak berhenti di situ. Ia akhirnya menemukan dan merasakan kisah dahsyat atas kesaktian Gus Dur.

"Namun, yang lebih saya kagumi adalah ketika saya menikah pada tahun 2008, ketika itu Gus Dur sudah semakin gerah / sakit dan sering cuci darah," kisahnya.

Lebih lanjut, dikisahkan pada hari Rabu 12 Maret 2008, Gus Dur baru saja cuci darah di Jakarta, namun Kamis pagi 13 Maret 2008 beliau rela menghadiri pernikahan KH Ahmad Gholban Aunirrahman di Surabaya dengan kondisi tangan ada bekas cuci darah.

"Dari situlah puncak kekaguman saya pada beliau. Beliau bukan hanya memilki hati yang mencintai Allah, tapi juga memiliki hati penyayang kepada semua makhluk Allah," tegasnya.

Baca Juga: Keistimewaan KH Maimoen Zubair Sarang dan KH Sahal Mahfudh Kajen Menurut Kiai Jamal

"Baik makhluk Allah yang baik atau tidak baik seperti saya yang pernah menebak nebak apakah beliau tahu isi hati saya atau tidak. Semoga Allah menyayangi Gus Dur," pungkasnya, dikutip dari facebook pribadinya yang diunggah pada 31 Desember 2019.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler