Mbah Dullah Salam Kajen Terima Amplop Tebal dari Dermawan, yang Terjadi Kemudian Tak Terduga, Kamu Pasti Kaget

- 5 Februari 2022, 16:41 WIB
Mbah Dullah Salam Kajen Pati Ulama Kharismatik
Mbah Dullah Salam Kajen Pati Ulama Kharismatik /facebook ahmad mustofa bisri/

BERITA BANTUL - Namanya akrabnya Mbah Dullah Salam. KH Abdullah Salam namanya. Ulama kharismatik asal Kajen Pati Jawa Tengah. Sosoknya sangat sejuk, penuh kasih sayang kepada siapa saja. 

Ketika Gus Dur jadi Presiden RI, pertama kali yang dikunjungi adalah sosok ulama kharismatik asli Pati ini, Mbah Dullah. Kala itu, Gus Dur datang lewat pintu belakang. Orang bingung, apalagi Paspampres.

Gus Dur adalah masih kerabat Mbah Dullah. Kalau datang lewat pintu depan, berarti tamu pejabat. Kalau lewat pintu belakang, ya berarti saudara. Gus Dur pilih sebagai saudara, walaupun Paspampres dan pejabat yang mengikutinya bingung. 

Baca Juga: Doa Rizki Melimpah Kaya Raya dan Hati Bersinar, Ijazah Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf Solo

Baca Juga: Doa Toko Ramai Dagangan Ludes Semua dari Kiai Abdul Ghofur Sunan Drajat Lamongan

Karena dikenal sosok ulama sepuh kharismatik, tamu Mbah Dullah datang dari mana saja. Tamunya datang setiap saat, selagi jadwal pintu rumahnya terbuka. 

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari laman teronggosong, dikisahkan suatu hari ada tamu dermawan yang datang membawa amplop tebal untuk Mbah Dullah.

"Minta maaf Mbah, ini sedekah saya," kata si tamu.

"Untuk aku ya?"

"Iya, Mbah..."

Mbah Dullah manggut-manggut dengan jawaban tamu itu.

“Di kampungmu sudah nggak ada orang faqir miskin ya?”

Si tamu kaget dan serta-merta kecut hati, tapi berusaha menjawab hati-hati,

“Yang di kampung saya insyaallah sudah semua, Mbah. Ini saya sediakan khusus untuk Simbah…”

Sinar mata Mbah Dullah tidak berkurang tajamnya,

“Jadi, aku ini kamu anggap faqir?”

Baca Juga: Kisah Kewalian Mbah Malik Purwokerto Diungkap Habib Luthfi Bin Yahya

Nyaris pingsan tamu itu! Keringat dingin bertotol-totol di dahinya. Begitu takut hingga lidahnya lumpuh. Tak mampu berucap walau hanya kata “ampun”.

Senyum mengembang di wajah Mbah Dullah. Membebaskan si tamu dari himpitan gunung.

“Pokoknya ini buat aku ya?” suara Mbah Dullah jauh lebih ramah.

“I… iya…, Mbah…”

“Penggunaannya terserah aku ya?”

Tamu cuma mampu mengangguk lemah.

Mbah Dullah menengok ke halaman rumah. Santri-santri cilik berkeliaran dan bercengkerama. Mbah Dullah memanggil salah satunya,

“Nak! Hei! Kamu! Ya! Sini kamu!”

Kepada santri itu Mbah Dullah mengulurkan amplop pemberian tamu.

“Nih! Bagi-bagi dengan teman-temanmu ya!”

Baca Juga: Ainun Najib, Anak Kiai Kampung yang Dicari Jokowi, Ternyata Ini Perkiraan Gajinya di Singapura

Santri melongo tak percaya. Tapi Mbah Dullah menggerakkan tangan memberi isyarat supaya dia lekas beranjak. Santri beringsut keluar rumah. Dan begitu lepas dari pintu, ia langsung teriak-teriak memanggili teman-temannya. Riuh-rendah pecah. Mbah Dullah tersenyum-senyum memandangi santri-santri berkejaran di halaman, berebut bagian.

“Lihat!” beliau berkata pada tamu, “Duit sampeyan sudah bikin gembira anak-anak sebanyak itu!”

****

Itulah sosok Mbah Dullah Salam Kajen Pati. Beliau wafat tahun 2001. Jadi rujukan umat sepanjang hidupnya. Selain hafal Qur'an, Mbah Dullah juga mursyid thariqoh. Kisah dalam laman teronggosong dianggit oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf (Gus Yahya).

Baca Juga: Gus Baha Kisahkan Humor Mbah Moen dengan Santri Lugunya

Walaupun sudah wafat, nama Mbah Dullah masih melekat di hati umat, terbukti makamnya terus diziarahi tanpa henti.***

 

Editor: Muhammadun

Sumber: Teronggosong


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x