Baca Juga: Usai Tragedi Karbala, Sayyidah Zainab dan Keluarga Nabi Digiring dengan Rantai dari Kufah ke Syam
Beliau berkata: Seorang anak menyetor surah al-Baqarah, yang lain menyetor surah Ali 'Imraan, yang lain menyetor surah al-Maidah. Jadi tiap 3 hari, aku khatam mendengar dari yang menyetor hafalannya padaku.
Kemudian Beliau berkata: Seluruh al Qur'an itu seperti satu baris di depan mataku, coba kamu uji dan tanyai aku berapa jumlah kata 'Aziizun hakiim', akan aku sebutkan jumlahnya dan di mana saja.
Tapi karena adab (kesopanan), aku - Syekh Ali - tidak melakukan hal yang diminta.
Beliau berkata lagi: Mau ku ceritakan suatu hikayah (cerita)?
Kukatakan pada beliau: Silahkan.
Syekh Muhammad Isma'il al Hamdani kemudian mengisahkan kisah dahsyat terkait Sayyidina Husein cucu Rasulullah.
Baca Juga: 3 Sosok Zainab Putri Sayyidina Ali, yang Wafat di Mesir Jadi Saksi Kasus Karbala
Ketika aku sampai kota Cairo, aku merasakan kesempitan hidup, aku tidak punya sesuatu untuk dimakan, akhirnya aku pun meninggalkan al Qur'an dan menjadi pekerja bangunan.
Setelah 2 atau 3 tahun, Syekh Abd al 'Aziiz al-Sahhaar mengutus seseorang untuk memintaku untuk mendatangi beliau, tapi tidak aku datangi.