Maka, tidak ada sosok yang memuliakan Durriyah Rasulullah SAW melebihi para kiai NU.
Mereka telah diajarkan oleh guru-gurunya, seperti Syekh Mahfuz Al-Turmusi, Sayyid Abu Bakar Shata, Sayyid Zaini Dahlan.
Sangat wajar, jika NU dan Habib itu bisa berdampingan, karena akidah-nya sama, madzhab fikih juga, bahkan semua kitab-kitab yang dikaji NU dan Habaib sumbernya sama.
Ketujuh, seorang ulama kharismatik, KH Misbah menikahi Syarifah sang janda yang berusia 50 tahuan, dengan tujuan memuliakan Dzurriyah Rasulullah SAW.
Waktu itu, KH Misbah berusia 70 tahun. Saat melihat seorang Syarifah di perlakukan kurang pantas di keluarganya, disuruh mencuci piring, mencuci busana.
Maka, KH Misbah memutuskan menikahinya.
Baca Juga: LANGIT IKUT MENANGIS, Perkataan Terakhir Sayyidah Zainab Saat Kepala Sayyidina Husein Terpenggal
Saat itu para kiai dan ulama membuli habis-habisan Kiai Misbah. Karena dalam madzhab Al-Syafii, orang biasa (awam), tidak sekufu (se-imbang) menikahi Dzurriyah Rasulullah SAW.
Beragam argumentasi di bawa ke hadapan KH Misbah, namun KH Misbah tidak mempedulikan.
Terakhir, KH Misbah berkata kepada santrinya yang bernama KH Aziz Munif,