Keistimewaan KH Mahrus Aly Lirboyo, Ulama Kharismatik yang Rendah Hati

- 10 Desember 2022, 20:20 WIB
Keistimewaan KH Mahrus Aly Lirboyo, Ulama Kharismatik yang Rendah Hati
Keistimewaan KH Mahrus Aly Lirboyo, Ulama Kharismatik yang Rendah Hati /facebook/adib/

TOKOH - Keistimewaan KH Mahrus Aly Lirboyo, Ulama Kharismatik yang Rendah Hati.

Dalam jagat ulama pesantren di Indonesia, sosok KH Mahrus Aly Lirboyo dikenang sebagai ulama kharismatik yang rendah hati.

Keberanian dan perjuangan KH Mahrus Aly Lirboyo diakui semua kalangan, terlebih dalam memperjuangkan Islam di tengah penjajahan dan di masa awal kemerdekaan.

Baca Juga: Lirboyo yang Penuh Kharisma dan Pesona, Ribuan Santri Mengaji Kitab Kuning Tiap Hari

Dalam pengembaraan keilmuannya, KH Mahrus Aly belajar kepada para kiai di Jawa. Saat mengaji kepada KH Abdul Karim di Lirboyo, KH Mahrus Aly akhirnya diambil menantu. 

Kenangan para santri dan kiai atas keistimewaan dan karomah KH Mahrus Aly dituangkan dalam berbagai pengajian di jaringan ulama dan pesantren.

Salah satu kenangan disampaikan KH Nadhier Muhammad Jember, cucu Mbah Shiddiq Jember. Kenangan itu dikisahkan oleh putranya, yakni KH Ahmad Gholban Aunirrahman.

Berikut ini kenangan atas Keistimewaan KH Mahrus Aly Lirboyo, Ulama Kharismatik yang Rendah Hati.

Baca Juga: Kematian Gus Dur Begitu Fenomenal, Begini Alasannya dari Perspektif Sufisme

Hikmah dan Kenangan KH Mahrus Aly.

Tokoh satu ini telah banyak sekian penulis yang mengupas. Adapun tulisan ini hanyalah sebagai kenangan kami dari cerita almarhum ayahanda KH Nadhier Muhammad ketika almarhum berguru dengan KH Mahrus Aly.

Almarhum ayahanda memang menimba ilmu di Krapyak kepada KH Ali Maksum, tapi almarhum juga sering kali menuntut ilmu kepada KH Mahrus Aly walau tidak menimba ilmu secara resmi dengan 'mondok' di Lirboyo.

Pertama; Kiai Rendah Hati.

Dalam satu waktu, almarhum ayahanda ketika sudah berkeluarga mendapat undangan pengajian di daerah probolinggo.

Ketika sampai di tempat, alangkah terkejutnya ayahanda ternyata di sana ada KH Mahrus Ali yang juga menghadiri pengajian.

Pasalnya, dalam pengajian itu pembicara yang terjadwal hanya ayahanda.

Baca Juga: Sunan Kudus Marah Besar Kepada Mbah Liem Klaten, Ternyata Penyebabnya Gara-Gara Ini

Maka, dengan penuh ketegasan, ayahanda tidak ingin untuk berceramah di depan KH Mahrus Aly dan memohon supaya KH Mahrus Aly saja yang berceramah.

Namun, tidak kalah tegasnya juga KH Mahrus Aly bersikukuh tidak ingin berceramah dan hanya ingin menghadiri pengajian dan memaksa supaya ayahanda yang memberi ceramah.

Akhirnya, ayahanda merasa, mungkin, permintaan KH Mahrus Aly kepada ayahanda sebagai perhatian guru kepada murid ketika sudah terjun ke masyarakat.

Maka, ayahanda pun mematuhi perintah tersebut sambil berucap dan memohon "kiai, saya mau berceramah, tapi tolong saya diberi ijazah kiai".

Maka, kiai mahrus pun memberi ijazah sholawat tertentu.

Kedua; Kiai Istimewa.

Pada tahun 1982, ketika pemilu orde baru, saat itu ketua PPP adalah KH Jauhari zawawi kencong dan ayahanda sebagai sekretaris PPP sekaligus ketua pemenangan pemilu PPP di Jember.

Dalam sejarah pemilu, pada tahun 1982 saja PPP memenangkan pemilu dan mengalahkan Golkar yang didukung oleh suharto dan Militer saat itu.

Baca Juga: Kisah KH Sahal Mahfudh Saksikan Langsung Karomah Mbah Liem Klaten

Mengetahui suara PPP yang banyak maka dicari segala alasan untuk memenjarakan ayahanda. Dan tanpa sidang di pengadilan, tanpa didampingi pengacara, ayahanda langsung ditangkap oleh tentara dan dimasukkan ke penjara Militer.

Masih jelas cerita dari ibu kami ketika ibu sedang mengandung saya, ibu harus bersembunyi di bawah tempat tidur atas perintah ayah untuk menghindari penangkapan oleh tentara saat itu ketika beberapa tentara masuk ke rumah dan menangkap ayah saat itu.

Maka, ketika di penjara, sebagaimana cerita almarhum ayah pada kami, ayahanda melaksanakan sholat lalu membaca ijazah sholawat dari KH Mahrus Aly.

Maka, menariknya, tepat setelah selesai pembacaan ijazah sholawat tersebut, ada telpon dari Militer Pusat di Jakarta yang memerintahkan supaya ayahanda dibebaskan dan dikeluarkan.

Cerita ini beberapa kali ayahanda sampaikan kepada kami seakan akan ingin menyampaikan bahwa betapa istimewanya KH Mahrus Aly.

Baca Juga: Tiap Minggu Sekali, Mbah Liem Klaten Ngaji Kepada Waliyullah Mbah Muhammadun Pondowan Naik Sepeda Onthel

Ketiga; Kiai dengan kekhasan tersendiri.

Ketika ayahanda hendak menikah dan sudah memiliki calon, maka sebelum memutuskan iya, ayahanda bertanya kepada Kiai Mahrus Aly tentang calon istri ayahanda.

Menariknya, Kiai Mahrus bertanya siapa nama calon istri, lalu Kiai Mahrus pun menghitung berdasarkan nama calon istri ayah.

Maka, setelah selesai dihitung kiai Mahrus pun berucap "baik, teruskan ".

Tapi Kiai Mahrus meminta supaya ayahanda melepaskan peci hitam yang ayahanda pakai saat itu lalu mengganti dengan peci putih.

Cerita ini ayahanda sampaikan ketika kami hendak melaksanakan akad nikah dan melihat kebingungan kami apakah memakai peci hitam ataukah peci putih.

Demikian keterangan tentang Keistimewaan KH Mahrus Aly Lirboyo, Ulama Kharismatik yang Rendah Hati yang dikutip dari catatan KH Ahmad Gholban Aunirrahman di facebook pribadinya yang diunggah pada 18 Januari 2021.***

Editor: Ahmad Syaefudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah