Baca Juga: Gus Dur yang Bersahaja, Jiwa yang Bergolak dan Tak Ingin Mengecewakan Mereka yang Berharap kepadanya
Gus Dur adalah orang besar yang namanya akan dicatat sejarah peradaban sebagai pejuang kemanusiaan.
Bahkan begitu wafat, Gus Dur disebut sebagai bapak pluralisme dan guru bangsa.
Kita sudah membaca sejarah umat manusia dan sejarah orang-orang besar. Orang-orang besar selalu mengandung dualitas yang paradoks: dikagumi dan dicemooh dalam waktu yang sama.
Ka’ab Al Ahbar, seorang ahli tafsir berbagai kitab suci, mengatakan:
Baca Juga: Pakaian Gus Dur yang Sederhana, Kata Gus Mus: Gus Dur Mengikuti Kanjeng Nabi
مَاكَانَ رَجُلٌ حَكِيْمٌ فِى قَوْمِهِ قَطُّ اِلَّا بَغَوْا عَلَيْهِ وَحَسَدُوهُ
Tak ada tokoh bijak bestari di sebuah komunitas kecuali selalu saja ada orang-orang/kelompok yang mencaci maki dan mendengkinya.
Jalaluddin Al Suyuthi, ulama besar, seorang ensiklopedis dengan ratusan karya tulisnya, mengatakan hal yang sama namun dengan redaksi bahasa yang berbeda:
مَاكَانَ كَبِيْرٌ فِى عَصْرٍ قَطُّ اِلَّا كَانَ لَهُ عَدُوٌّ مِنْ السَّفَلَةِ. إِذِ الْاَشْرَافُ لَمْ تَزَلْ تُبْتَلَى بِا لْاَطْرَافِ فَكَانَ لِآدَمَ إِبْلِيس , وَكَانَ لِنُوحٍ حَام وَغَيْرُه وَكَانَ لِدَاوُدَ جَالُوت وَاَضْرَابُه وَكَانَ لِسُلَيْمَان صَخَر وَكَانَ لِعِيْسَى بُخْتَنْصِر وَكَانَ لِاِبْرَاهِيم النَمْرُود وَكَانَ لِمُوسَى فِرْعَون وَهَكَذَا اِلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ لَهُ ابو جَهَل