Baca Juga: Tarekat Apa yang Diamalkan Gus Dur? Beginilah Jalan Spiritual yang Ditempuhnya
Pluralisme jauh lebih banyak dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari Gus Dur dibanding diwacanakan.
Kalaupun diminta dalil agama, Gus Dur akan menyampaikan ayat suci Al-Qur’an ini:
يَا أَيَّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوا. إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
Wahai manusia, Kami ciptakan kalian terdiri atas laki-laki dan perempuan. Dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya manusia yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. [QS. Al-Hujurat: 12]
Baca Juga: Gus Dur yang Bersahaja, Jiwa yang Bergolak dan Tak Ingin Mengecewakan Mereka yang Berharap kepadanya
Saling mengenal dalam ayat di atas tidak sekadar tahu nama, alamat rumah, dan nomor telepon, atau tahu wajah dan bagian-bagian tubuh yang lain.
Saling mengenal adalah memahami kebiasaan, tradisi, adat-istiadat, pikiran, hasrat-hasrat yang lain yang berbeda, yang tak sama.
Lebih dari segalanya, saling mengenal berarti agar kita saling menjadi arif bagi yang lain, menjadi bijaksana dan rendah hati.
Dalam konteks sufisme, terma ini dimaknai lebih menukik ke dalam. Kaum sufi memaknainya sebagai orang yang menyerap pengetahuan ketuhanan melalui intuisi dan perjuangan batin.