Keistimewaan KH Sahal Mahfudh Kajen, Tak Mau Jadi Rais Aam Saat Masih Ada yang Sepuh KH Ilyas Ruhiat

- 16 Desember 2022, 11:09 WIB
Keistimewaan KH Sahal Mahfudh Kajen, Tak Jadi Rais Aam Saat Masih Ada yang Sepuh KH Ilyas Ruhiat
Keistimewaan KH Sahal Mahfudh Kajen, Tak Jadi Rais Aam Saat Masih Ada yang Sepuh KH Ilyas Ruhiat /facebook/amnan/

Saat Muktamar NU ke-29 di Cipasung Tasikmalaya Jawa Barat, Kiai Sahal mendapatkan suara mayoritas untuk posisi Rais Aam Syuriyah PBNU.

"Namun, Kiai Sahal menyerahkan posisi terhormat tersebut kepada tuan rumah, KH Ilyas Ruhiat yang usianya di atas Kiai Sahal dan sudah menduduki Pejabat Rais Aam sejak Munas NU di Lampung 1992 setelah KH Ali Yafie mengundurkan diri," tegasnya.

Baginya, dalam tradisi Pesantren dan NU, mendahulukan yang lebih senior, lebih sepuh, adalah doktrin yang melekat.

Tentu saja Kiai Sahal sudah mengakui kealiman, ketaqwaan, kezuhudan dan kewiraian Kiai Ilyas Ruhiyat, sosok Kiai NU yang dikenal punya jiwa kepemimpinan yang matang dan ngayomi.

Doktrin tawadlu' ini, katanya, terinspirasi hadis Nabi yang terkenal:

وما تواضع احد لله الا رفعه الله

"Dan seseorang tidak berakhlak rendah hati karena Allah kecuali derajatnya diangkat Allah." (HR. Muslim).

Baca Juga: Keteguhan Prinsip dan Keteguhan Prinsip Kiai Sahal Dari Pandangan Istri Beliau( Hj. Nafisah Sahal)

ليس منا من لم يوقر كبيرنا ويرحم صغيرنا

"Tidak termasuk golonganku orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak sayang kepada orang yang lebih kecil." (HR. Ahmad dan Hakim).

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah